REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Korban penembakan oleh orang berseragam PNS di kantor Satlantas Polresta Medan, Selasa (6/9) siang, mengalami tiga luka tembak. Luka itu didapat saat korban yang bernama Alamsyah berusaha membela abangnya dari pukulan pelaku.
Hal tersebut disampaikan Alamsyah usai membuat laporan di Sentra Pengaduan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Medan. "Saya lima kali ditembak. Tapi yang kena tiga, di perut sama tangan," kata Alamsyah, Selasa (6/9).
Alamsyah menjelaskan, kejadian yang menimpanya berawal saat dia melihat abangnya sedang dipukul oleh pelaku. Saat itu, kepala abang Alamsyah dipukul dengan menggunakan gagang pistol. Dia pun kemudian berusaha melerai abangnya dan pelaku.
"Terus dia bilang, 'awas kau nanti aku tembak kau'. 'Ya jangan main tembak lah pak'. 'Nanti saya tembak kau'. Saya bilang 'ya udah tembak lah'. Ditembaknya betul-betul. Saya lari ditembak lagi," kata Alamsyah.
Sebelumnya, gedung Satlantas Polresta Medan di Jalan Adinegoro, Medan Timur mendadak heboh, Selasa (6/9), siang. Kehebohan ini menyusul suara letusan senjata yang tiba-tiba terdengar di tengah keramaian.
Suara letusan tersebut diketahui berasal dari senjata airsoft gun milik seorang pemohon surat izin mengemudi (SIM) berinisial TS. Berdasarkan seragam yang ia kenakan, TS diketahui merupakan pegawai negeri sipil (PNS).
Oknum PNS tersebut diduga meletuskan senjatanya karena merasa tertipu oleh seorang calo saat mengurus SIM. Dia pun langsung diamankan oleh personel Satlantas Polresta Medan yang berada di lokasi.
"Benar, oknum PNS sudah kita amankan," kata Kanit Reg Ident Satlantas Polresta Medan AKP Umar.