REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Keberadaan rumput untuk pakan ternak mulai langka di Kota Malang. Kondisi ini dikeluhkan oleh warga yang memiliki hewan ternak seperti sapi dan kambing. Pesatnya pembangunan perumahan dan ruko mengikis lahan atau lapangan yang biasa ditumbuhi rerumputan.
Peternak sapi di wilayah Sanan Kota Malang, Zainul Agus Arifin, mengungkapkan dirinya harus mengeluarkan biaya Rp 25 ribu per hari untuk membeli seikat besar rumput. "Sekarang susah mencari rumput, akhirnya beli di penjual rumput yang mengambil dari pinggiran kota dan perdesaan," ungkapnya, Selasa (6/9).
Seikat rumput ini habis dalam sehari untuk memberi makan dua ekor sapi peliharaannya. Selain rumput ia kadang juga membeli merang (batang padi) yang harganya sama seperti rumput. Dalam sebulan ia rata-rata mengeluarkan biaya Rp 750 ribu untuk membeli rumput dan merang.
Kondisi ini, kata Zainul, berlangsung sejak lim-tujuh tahun terakhir. Untungnya ia juga menjalankan usaha produksi tempe sehingga menu makan sapi-sapi peliharaannya tak melulu rumput. Sisa olahan tempe berupa kulit kedelai bisa ia gunakan untuk pakan sapi.
Peternak kambing bernama Hadi Purnomo memilih beternak di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang untuk menekan biaya pakan. Meski ia tinggal di Kelurahan Kidul Dalem Kota Malang, 52 ekor kambingnya dipelihara di Kabupaten Malang. "Di Kota Malang sudah susah cari rumput," ujarnya.
Kambing-kambing Hadi diberi makan empat hingga lima kali dalam sehari. Menu pakan kambing di pagi hari adalah rumput dan daun pohon sirsak. Pada siang dan sore hari diberikan polar yaitu pakan yang diambil dari hasil samping proses penggilingan gandum. Sementara saat malam kambing diberi cacahan singkong.