REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karo mengingatkan para pengungsi di lokasi penampungan agar tetap waspada karena luncuran awan panas erupsi Gunung Sinabung semakin membesar. Luncuran itu dinilai dapat membahayakan.
"Bahkan, saat ini terbuka jalur lava baru di puncak Sinabung yang mengarah ke Timur Tenggara," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Jhonson Tarigan dihubungi dari Medan, Senin (5/9).
Menurut dia, dalam situasi aktivitas vulkanik Gunung Sinabung yang terus semakin tinggi itu, warga maupun pengungsi jangan ada berbuat nekad mencoba memasuki desa yang berada di zona merah dan berbahaya.
"Hal ini dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa, dan tidak ada alasan bagi pengungsi untuk pulang sebentar untuk melihat kebun mereka yang cukup lama telantar," ujar Jhonson.
Ia mengatakan keselamatan nyawa para pengungsi sangat diperlukan daripada harus melihat rumah dan kebun di desa yang masuk kawasan berbahaya, serta lintasan awan panas.
Selain itu, beberapa desa yang harus dikosongkan itu, hanya berjarak lebih kurang 5 hingga 6 km dari kaki Gunung Sinabung.
"Sedangkan, jika terjadi luncuran awan panas dan debu vulkanik Gunung Sinabung bisa mencapai sejauh 7 km, hal ini perlu diantisipasi Pemkab Karo untuk menyelamatkan pengungsi dari bencana fenomena alam itu," ucapnya.
Jhonson juga menyebutkan, warga yang berada di Kecamatan Berastagi, Namantran dan Tiganderket harus menjaga kesehatan dari pengaruh debu vulkanik Sinabung yang terus berterbangan dengan menggunakan masker.
Sebab, debu vulkanik yang cukup tebal itu, bisa saja menimbulkan iritasi pada mata, batuk, dan gangguan kesehatan lainnya bagi warga.
"Pemkab Karo melalui Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya membagi-bagikan masker pengamanan secara gratis kepada masyarakat, pengendara sepeda motor untuk mengatasi debu vulkanik Sinabung," kata mantan Humas Pemkab Karo.
Sebelumnya, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, mengalami erupsi sambil meluncurkan awan panas sebanyak 19 kali, Rabu (24/8).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terjadi 10 kali luncuran awan panas, tetapi jaraknya tidak teramati karena tertutup kabut.
Namun petugas Pos Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi (PVMBG) mengamati adanya guguran lava pijar sejauh 500 meter ke arah selatan dan tenggara, serta 1.000 meter ke arah tenggara dan timur.
Dalam catatan petugas PVMBG, tercatat telah terjadi 19 kali luncuran awan panas dan 137 kali guguran awan panas sepanjang hari Rabu.
Kondisi itu mengindikasikan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung terus menunjukkan peningkatan yang tinggi, terutama peningkatan gempa hybrid yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kubah lava.
Dari pengamatan petugas PVMBG, aktivitas vulkanik dengan ditandai meningkatnya kegempaan tersebut menyebabkan kubah lava Gunung Sinabung sudah mencapai 2,6 juta meter kubik.