REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meskipun dikenal sebagai Kota Pariwisata namun lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta justru menurun baru-baru ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rata-rata menginap wisatawan di Kota Yogyakarta pada Juli 2016 sebesar 1,54 malam. Jumlah ini menurun 0,27 malam dibandingkan rata-rata menginap bulan sebelumnya yang mencapai 1,81 malam.
Menurut Kepala BPS DI Yogyakarta, Bambang Kristianto, rata-rata wsattawan tinggal tersebut dihitung dari rata-rata menginap di hotel baik bintang maupun non bintang. Bahkan lama tinggal wisatawan pada Juli tersebut juga lebih rendah dari posisi Mei yang mencapai 1,55 malam. "Menurun dibandingkan dua bulan sebelumnya, mungkin setelah habis waktu libur pasca-lebaran," ujarnya, Ahad (4/9).
Berdasarkan hasil survei ke hotel di Yogyakarta, waktu terlama menginap di hotel bintang satu yang mencapai 1,95 malam dan tersingkat di hotel bintang 2 sebesar 1,40 malam. Sedangkan hotel bintang 3 rata-rata menginap 1,41 malam dan bintang 4 mencapai 1,78 malam selanjutnya bintang 5 justru 1,50 malam.
Sedangkan pada hotel non bintang rata-rata menginap 1,19 malam juga menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Penurunan lama menginap di hotel non bintang mencapai 0,17 malam dengan rata-rata menginap terlama di hotel dengan kapasitas kamar 25-40 kamar sebesar 1,39 malam daan tersingkat. 1,06 malam di kelompok kamar kurang dari 10.
Jumlah tamu yang menginap di hotel pada Juli 2016 tercatat sebanyak 425.960 orang. Jumlah ini terdiri atas 401.271 orang wisatawan nusantara dan 24.689 wisatawan mancanegara. Dari jumlah itu 208.469 wisatawan menginap di hotel bintang dan 217.491 wisatawan menginap di hotel non bintang.
Survei lama menginap dan jumlah tamu hotel tersebut dilakukan di 89 hotel bintang di DIY yang aktif. Sedangkan non bintang sebanyak 310 hotel dari 1.076 hotel non bintang yang ada di Yogyakarta. Untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan di Kota Yogakarta ini, pemkot setempat terus menggalakkan atraksi budaya dan wisata minat khusus malalui kampung wisata yang ada di Yogyakarta.
Kepala Bidang Obyek dan Daya Tarik Wisata Disparbud Kota Yogya Budi Santoso mengatakan, tahun ini pihaknya menggulirkan program one village one hotel untuk meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisatawan di Yogyakarta. Program ini baru menyasar tiga kampung wisata sebagai percontohan. Ketiga kampung wisata tersebut aadala Rejowinangun, Muja Muju, dan Pakualaman.
"Program ini muaranya untuk membangun kemitraan dengan hotel sebagai salah satu industri pariwisata. Ke depan sinergi itu bisa diperluas hingga menyasar seluruh kampung wisata," ujarnya.
Melalui kemitraan tersebut, diharapkan perhotelan bisa menjadi bapak asuh bagi kampung wisata setempat. Pengelola kampung wisata membangun paket wisata yang kemudian dipasarkan oleh hotel bagi setiap tamu yang datang. Selain itu, berbagai agenda hotel diharapkan juga mampu digelar di kampung wisata.
Dengan pola itu juga kata dia, manajemen pengelolaan kampung wisata akan terus berbenah sesuai kebutuhan wisatawan. Tidak seperti saat ini, banyak pengelola yang kurang fokus sehingga terkesan tidak siap ketika ada kunjungan.
Sementara Ketua Forum Komunikasi Kampung Wisata Kota Yogya Sigit Istiarto mengaku, di Kota Yogyakarta saat ini sudah berdiri 17 kampung wisata . Namun dari jumlah itu baru lima kampung yang sudah mandiri.