Kamis 01 Sep 2016 14:40 WIB

Dakwah Pemberdayaan Muhammadiyah Perkokoh Inklusi Sosial di Sorong

UMY
Foto: Yusuf Assidiq
UMY

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Keragaman geografis, sosiografis, psikografis, budaya, dan agama harus dimaknai sebagai mozaik kebangsaan sekaligus khazanah negeri yang menjadi pilar kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk itu, setiap gerak pemberdayaan masyarakat dituntut bersifat inklusif yang mencerdaskan keragaman yang tidak membedakan suku agama dan ras. 

"Dengan demikian dakwah pemberdayaan masyarakat Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) bersifat inklusif sebagai implementasi Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Ketua MPM Muhammadiyah, Dr M Nurul Yamin M Si, Selasa (30/8).

Yamin mengungkapkan hal tersebut pada Dialog Pemberdayaan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong Papua Barat terkait dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan bagi Suku Warmon Kokoda, Distrik Mayarmuk, Sorong, Papua Barat.

Selain Yamin, tampil sebagai narasumber yaitu Ketua STKIP Muhammadiyah Sorong, Drs Rustamaji, MM. Menurut Rustamaji pemberdayaan Suku Kokoda Desa Mayarmuk Distrik Mayarmuk Sorong Papua Barat memerlukan komitmen kuat untuk mengentaskan masyarakat dari kegelapan menuju dunia inklusi yang terang bercahaya.

Lebih lanjut, dikatakan Yamin,untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin tersebut dibutuhkan kerja dan gerakan pemberdayaan yang tidak membedakan suku, agama, dan ras, karena keragaman merupakah fitrah kemanusiaan yang harus selalu terjaga harmoni sosialnya.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta(UMY) melakukan pemberdayaan baik fisik, sosial, dan keagamaan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pembinaan agama, pertanian terpadu,  pendirian rumah baca, pelayanan kesehatan, dan  pendidikan.

Salah satu kegiatan yang menonjol pula adalah pembangunan rumah permanen bagi suku asli Kokoda di Desa Warmon Distrik Mayarmuk Sorong Papua Barat sejumlah 55 unit oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RI di atas lahan seluas 2 hektar bantuan Muhammadiyah. 

Dalam pemberdayaan masyarakat tersebut, MPM Muhammadiyah melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kehadiran mahasiswa KKN UMY juga dinilai sangat konstruktif dan konstributif bagi terwujudnya inklusi sosial masyarakat warmon kokoda yang harmonis dan mandiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement