REPUBLIKA.CO.ID,vNEW YORK – Presiden Indonesia Prabowo Subianto secara tegas menyatakan terjadinya genosida di Gaza di hadapan Majelis Umum PBB. Ia mendesak dunia bertindak menjawab teriakan penderitaan dari Gaza.
“Setiap hari kita menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kesusilaan manusia. Menghadapi tantangan-tantangan ini, kita tidak boleh menyerah,” kata Prabowo di New York, Selasa waktu setempat.
Prabowo mengingatkan para delegasi di PBB soal penderitaan di Gaza yang terjadi kasat mata. “Pada saat ini, orang-orang tak berdosa menangis minta tolong, menangis minta diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang yang tidak bersalah? Siapa yang akan menyelamatkan orang tua dan perempuan?”
Menurut Prabowo jutaan orang sedang menghadapi bahaya pada saat para pemimpin dunia berkumpul di Markas PBB. “Mereka menghadapi trauma. Mereka menghadapi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada tubuh mereka. Mereka sekarat karena kelaparan. Bisakah kita tetap diam? Akankah tidak ada jawaban atas teriakan mereka?”
Ia mendesak PBB bertindak mengakhiri penderitaan tersebut. “Kita harus bertindak sekarang. Banyak pembicara yang mengatakan hal itu. Kita harus membela tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukanlah hak istimewa segelintir orang, namun hak semua orang,” kata Prabowo.
Patut dicatat bahwa pidato Prabowo ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump. Dalam pidatonya, Trump sesumbar soal peran negaranya mendamaikan dunia sementara meremehkan peran PBB.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa tak ada satupun negara bisa menjadi perundung. “Tidak ada satu negara pun yang bisa merundung seluruh komunitas keluarga manusia. Kita mungkin lemah secara individu, namun rasa penindasan, rasa ketidakadilan telah membuktikan dalam sejarah umat manusia bahwa rasa ketidakadilan ini, rasa penindasan ini, akan bersatu menjadi kekuatan yang kuat yang akan mengatasi penindasan ini, yang akan mengatasi ketidakadilan ini.”
Pada akhir pidato, Prabowo menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. “Kita harus punya Palestina yang merdeka, tapi kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita bisa memiliki kedamaian sejati, kedamaian sejati, dan tidak lagi membenci dan tidak lagi curiga.”
“Dua keturunan Ibrahim harus hidup rukun, damai dan harmonis. Arab, Yahudi, Islam, Kristen, Hindu, Budha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga umat manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi tersebut. Apakah ini mimpi? Mungkin saja, tapi inilah mimpi indah yang harus kita wujudkan bersama. Mari kita bekerja menuju tujuan mulia ini. Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, perjalanan yang dimulai oleh nenek moyang kita, perjalanan yang harus kita selesaikan.”