REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Burhan Thoampo, menyatakan waktu yang dibutuhkan untuk membuat Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-e) di daerah itu mencapai lima hari. Waktu tersebut  terhitung sejak perekaman data sampai pencetakan KTP.

"Standar pelayanan Disdukcapil Palu yaitu lima hari proses data, baru KTP-e dapat diambil oleh warga atau wajib KTP," kata Burhan Thoampo di Palu, Kamis (1/9).

Ia mengatakan bahwa waktu tersebut telah mempertimbngkan banyaknya data dan perekaman KTP-e yang harus diproses. Padahal, idealnya pembuatan KTP-e hanya membutuhkan waktu satu jam saja, untuk warga sudah dapat mengantongi KTP-nya.

Pria kelahiran Kabupaten Sigi 1 Mei 1958 itu mengakui terbatasnya kemampuan jaringan internet membuat proses input data ke sistem nasional terlambat dan membutuhkan waktu yang lama. "Kelemahan kita yaitu jaringan internet sering lelet, itu yang membuat input data ke sistem sangat terlambat. Faktor lain yaitu seringnya pemadaman lampu listrik," ujarnya.

Terkait ketersediaan blanko KTP, alumni Fisip Universits Tadulako 1986 itu mengutarakan tidak menjadi masalah karena blangko KTP-e yang dikirim oleh pusat diadakan sesuai dengan jumlah data KTP-e yang akan dicetak. Namun dia mengatakan proses pembuatan KTP-e terkadang membutuhkan waktu sampai 10 hari jika sering terjadi pemadaman lampu dan gangguan jaringan internet.

Burhan mengatakan karena lampu listrik sering padam, maka jaringan internet juga sering macet. Ini akan mengakibatkan data yang harus diinput semakin menumpuk. Bila penginputan data terlalu besar, maka prosesnya akan semakin lambat.

"Kalau mengenai blangko KTP-e, itu sangat bervariasi. Karena blangko disediakan sesuai dengan jumlah KTP-e yang akan dicetak," ujarnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika