Selasa 30 Aug 2016 16:06 WIB

Pelaku Teror Gereja Medan Mengaku tak Terkait Kelompok Radikal

Rep: Issha Harruma/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Aparat kepolisian mengaku kesulitan menggali informasi dari pelaku teror bom dan serangan di gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan, IAH (18).

Keterangan yang disampaikan pelaku disebut selalu berbeda-beda kepada penyidik. Namun dalam pengakuan terakhirnya tersangka mengaku tak memiliki hubugan dengan kelompok radikal.

"Sampai saat ini keterangan tersangka masih berbelit-belit," kata Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP Mangantar P Nainggolan, Selasa (30/8).

Akibat keterangan yang berbelit-belit ini, Mangantar mengatakan, penyidik kesulitan menggali informasi terkait motif sebenarnya pelaku melakukan aksinya. Penyidik pun sulit menelusuri pelaku lainnya yang diduga terlibat.

Berdasarkan keterangan kepada penyidik, kata dia, pelaku mengaku melakukan aksinya seorang diri. Dia pun mengklaim tidak termasuk dalam jaringan radikal manapun. "Dia tidak ada masuk dalam jaringan atau kelompok. Main tunggal," ujar Mangantar.

Baca juga, Bom Bunuh Diri Meledak di Gereja Katolik Medan.

Hingga saat ini, tersangka masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Medan. Ia didampingi oleh kedua orangtuanya.

Teror bom dan serangan fisik terjadi di Gereja Stasi Santo Yosep, Jl Dr Mansyur Medan, Ahad (28/8) pagi. Seorang pastor, Albert S Pandingan terluka di lengan kirinya akibat penyerangan ini.

Atas kejadian ini, pelaku berinisial IAH (18) pun telah diamankan. Pemuda berusia 18 tahun ini diringkus jemaat saat menyerang pastor Albert dengan pisau. Selain melakukan penyerangan, dia juga diduga ingin meledakkan bom yang dibawanya namun gagal. Saat itu, tasnya hanya mengeluarkan percikan api.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement