Selasa 30 Aug 2016 10:24 WIB

Polresta Cirebon Perketat Pengamanan Tempat Ibadah

Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kepolisian Resor Kota Cirebon, Jawa Barat, memperketat pengamanan tempat ibadah, baik itu Masjid, gereja, vihara, dan lainnya. Ini dilakukan setelah terjadi teror di Medan, Sumatra Utara, Ahad (28/8).

"Jajaran tertinggi Polri menginstruksikan kepada kami untuk mengamankan semua tempat ibadah dan memperketat penjagaan," kata Kapolresta Cirebon AKBP Indra Jafar di Cirebon, Selasa (30/8).

Indra menuturkan pengamanan dilakukan dengan menempatkan personel kepolisian berpakaian preman maupun dinas di tempat ibadah agar masyarakat merasa aman dan tenang saat beribadah. "Setiap hari Minggu anggota kami mengamankan di gereja dan kalau di masjid setiap hari dijaga oleh personel kami," tuturnya.

Ia menambahkan, tingkat kerawanan di Cirebon relatif lebih tinggi dibandingkan Medan. Oleh karena itu, pengamanannya pun lebih ditingkatkan lagi. "Apalagi setelah terjadinya aksi teror di Medan," kata Indra Jafar.

Kota Cirebon sendiri pernah diguncang teror pada 15 April 2011. Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di Masjid Adz Dzikra yang berada di Markas Polresta Cirebon yang saat itu sedang melaksanakan shalat Jumat. Bom bunuh diri itu menewaskan pelaku dan melukai sekitar 25 orang, termasuk Kapolresta Cirebon saat itu, AKBP Herukoco.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement