REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pilgub Sumatra Selatan baru akan digelar 2018 mendatang. Namun, jagat media massa dan sosial sudah diramaikan perbincangan dan kampanye para simpatisan pendukung bakal calon. Salah satunya yang menjadi pembicaraan adalah mantan bupati Oku Timur, Herman Deru.
Keriuhan di media ini menarik minat Kelompok Diskusi Demokrasi Sumsel (KoDDeS) untuk melakukan fokus grup diskusi khusus membahas fenomena tersebut. Husnul Khotimah, sekretaris pelaksana KoDDes menjelaskan kepada media mengatakan, Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan akhir pekan lalu menyimpulkan Herman menjadi tokoh yang paling dianggap pas dan pantas melanjutkan estafeta kepemimpinan di Sumatra Selatan pasca-Alex Noerdin.
Husnul menjelaskan paling tidak ada tiga alasan peserta diskusi menempatkan Herman Deru sebagai tokoh yang paling kayak itu. Pertama, tak dapat dipungkiri, Herman Deru adalah tokoh paling populer di antara para bakal calon yang muncul.
"Keikutsertaannya dalam pilgub Sumsel beberapa tahun yang lalu masih membekas dan mengendap di benak warga, hak inilah yang memungkinkannya menjadi tokoh paling populer sebagaimana dirilis dalam survei opini publik oleh beberapa lembaga survei," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (29/8).
Kedua, Herman Deru terbukti bebas dari kepentingan menyusun kekuatan politik secara khusus, ini terbukti dengan posisinya yang bebas, tidak menjadi pimpinan partai politik manapun atau pimpinan ormas yang berafiliasi dengan politik. Kondisi ini membuatnya tak terkerangkeng dan terkotak-kotak sedari awal. "Hal ini menempatkannya sebagai tokoh yang bisa masuk kemana saja dan dapat diterima siapa saja," ucap dia.
Ketiga, Herman Deru berhasil mengakhiri jabatannya sebagai bupati OKU Timur dengan manis. Segudang prestasi diraihnya dan masih terkenang di benak warga OKU Timur. "Kapasitas, kapabelitas, pengalaman kepemimpinan dan kemampuan modal sosial politik ekonominya membuat Herman Deru menjadi tokoh yang akseptabel dan elektabel di Pilgub Sumsel 2018 mendatang," ujar Husnul.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
