Ahad 28 Aug 2016 19:48 WIB

Pengamat: Sekda tak Punya Nilai Jual di Pilgub DKI

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Bilal Ramadhan
Sekda DKI Jakarta Saefullah.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekda DKI Jakarta Saefullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pengusungan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah sebagai pendamping Sandiaga Salahuddin Uno pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2017 dinilai tidak realistis.

Pengamat politik dari Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago berpendapat, wacana tersebut sama saja artinya bunuh diri politik untuk Sandiaga dan partai pendukungnya, Gerindra.

"Jika Sandiaga dipasangkan dengan Saefullah, itu alamat lonceng kematian bagi Sandiaga dan Gerindra. Karena Saefullah tidak punya nilai jual dan aksebtabilitasnya susah untuk didongkrak," kata Pangi kepada Republika.co.id, Ahad (28/8).

Dia menilai rekam jejak dan kapabilitas Saefullah memang cukup mumpuni sebagai birokrat. Akan tetapi, kata Pangi, sosok sekda DKI itu belum begitu dikenal oleh kalangan masyarakat Ibu Kota di akar rumput, sehingga sulit untuk meraup banyak suara

"Bagaimana (Saefullah) mau dipilih warga, dikenal saja tidak," ucapnya.

Pangi berpendapat, calon wakil gubernur yang akan dipasangkan dengan Sandiaga ke depan harus bisa menjadi vote getter (pengumpul suara). Calon wakil gubernur (cawagub) yang tidak memiliki popularitas dan elektibilitas, menurut dia, bakal sulit mendongkrak atau memompa perolehan suara pada Pilkada mendatang.

"Sandi juga tidak realistis jika ingin menempatkan posisinya sebagi cagub (calon gubernur). Dia lebih cocok jadi cawagub. Jika Gerindra tetap memaksakannya menjadi cagub, itu sama saja dengan bunuh diri politik," ujarnya.

Menurut Pangi, duet Tri Rismaharini (Risma) dan Sandiaga menjadi simulasi pasangan yang paling mungkin untuk menyaingi pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Risma sendiri diketahui sebagai kader PDIP yang saat ini memiliki respons positif cukup besar di kalangan warga DKI.

Pangi memprediksi, jika keduanya (Risma-Sandiaga) jadi dipasangkan pada Pilgub nanti, mereka akan mendapat dukungan total dari koalisi besar dan akan dengan mudah mengalahkan Ahok.

"Saya berani mengatakan, partai-partai koalisi penentang Ahok nantinya harus puas menjadi 'peramai' saja di Pilkada, jika tetap memaksakan pasangan Sandiaga-Saefullah," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement