Ahad 28 Aug 2016 15:22 WIB

Wali Kota Minta Warga tak Terprovokasi Medsos Soal Pengeboman Gereja

Rep: Issha Harruma/ Red: Angga Indrawan
Gereja Katolik Stasi Santo Yosep
Foto: Issha Haruma / Republika
Gereja Katolik Stasi Santo Yosep

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wali Kota Medan Tengku Dzulmi Eldin mengimbau masyarakat untuk pandai menyaring informasi terkait teror bom di gereja Katolik Statis Santa Yosep Jl Dr Mansyur, Medan Selayang. Masyarakat diminta tidak gampang percaya dengan informasi yang beredar di media sosial.

"Jangan sepenuhnya percaya dengan informasi tak bertanggungjawab yang disebar melalui media sosial. Jangan beropini ataupun menyimpulkan sendiri," kata Eldin usai meninjau lokasi, Ahad (28/8).

Eldin meminta semua pihak untuk menyerahkan kasus tersebut pada proses hukum yang berlaku. Saat ini, proses penyidikan sudah berjalan dan ditangani kepolisian. "Masyarakat kota Medan diharap agar tidak terprovokasi atas persoalan yang ada," ujar dia.

Sebelumnya, percobaan bom bunuh diri terjadi di gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jl Dr Mansur, Medan, Ahad (28/8) sekitar pukul 08.30 WIB. Selain itu, pelaku juga melakukan penyerangan terhadap pastor Albert S Pandingan (60) yang sedang berkhotbah di gereja tersebut.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, sebelum kejadian, pelaku diketahui duduk di sebelah seorang saksi bernama Nana Manulang (23), warga Medan Selayang. Berdasarkan pengakuan saksi, saat itu, dia melihat pelaku sedang merakit benda yang diduga bom.

"Saksi melihat baterai dan pipa yang ada di dalam jaket warna emas. Kemudian pelaku berdiri dan dari dalam ransel mengeluarkan asap dan suara seperti petasan tapi tidak terlalu keras serta mengeluarkan kembang api," jelas Rina.

Pelaku kemudian berlari mengejar pastor Albert sambil membawa kapak dan dipukulkan ke arahnya. Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Atas hantaman benda tajam itu, pastor Albert mengalami luka di tangan sebelah kiri. "Pelaku kemudian diamankan oleh jemaat. Personel kepolisian juga langsung turun mengamankan TKP," ujar Rina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement