REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri pertanian Amran Sulaiman mengaku suka makan kuliner dari jeroan. Baru-baru ini melalui akun twitternya @Amran_Sulaiman1, pria asli Sulawesi Selatan ini terlihat sedang menyantap makanan khas Makassar, yaitu coto. Bahkan coto yang dipilih Amran adalah coto jeroan bukannya, coto daging.
"Saya memilih suka makan coto. Di daerah kamu, jenis kuliner apa sj yg bahannya dari jeroan/daging? #PilihanMerdeka," kicauan Amran di akun Twitternya, Rabu (23/8) malam.
Kicauan Amran ini seakan ingin memperlihatkan bahwa memakan dari jeroan tidak akan memberikan penyakit, asalakan jeroan tersebut diolah secara benar.
Sementara, Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan, dalam impor jeroan pemerintah melakukan pengawasan yang sangat ketat dari karantina. Mereka mengerahkan tim dari Direktorat Kesehatan Hewan untuk memeriksa ada atau tidak adanya kandungan bakteri yang menimbulkan penyakit.
Kementan juga melakukan pengawasan secara ketat dari tempat kedatangan jeroaan impor hingaa sampai ke Pemerintah Daerah tujuan atau penerima. Ketut menyampaikan, dalam impor ratusan ribu ekor sapi bakalan selama ini, sapi-sapi tersebut bukan hanya dimanfaatkan dagingnya saja. Artinya jeroan dari sapi impor juga dimanfaatkan oleh pedagangan dalam jual-beli.
"Artinya mengimpor sapi bakalan sesungguhnya juga mengimpor jeroan. Namun kenapa isi jeroan hasil impor bakalan ini tidak pernah dipermasalahkan. Demikian juga dalam pemotongan sapi lokal," kata Ketut.
Dengan hal tersebut, Ketut berharap agar masyarakat tidak cemas dan lebih cerdas menilai impor jeroan ini. Kesungguhan Kementan dalam merespon kebutuhan pangan tentu dinilai oleh berbagai otoritas yang kompeten dibidangnya.