REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta membangun sebanyak 50 Kampung Siaga Bencana (KSB) di titik rawan bencana untuk membantu penyaluran bantuan kepada korban.
"Saat ini sudah siap 50 KSB yang ada di beberapa kelurahan yang menjadi titik rawan bencana banjir. KSB ini nanti menjadi tempat penampungan logistik juga mengolah dan mendistribusikannya," kata Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Tarmijo Damanik, Senin (22/8).
Dia mengatakan Kampung Siaga Bencana berguna untuk mempercepat penyaluran bantuan kepada korban yang terkena dampak bencana. Dia menuturkan masyarakat akan mengelola kampung siaga bencana itu secara swadaya.
Pihaknya menyalurkan bahan logistik ke KSB. Kemudian, masyarakat berperan untuk mengolah dan mendistribusikan bantuan itu sesuai dengan kebutuhan di wilayah mereka.
"Kami berikan bahan. Masyarakat berperan aktif di sana. Karena tanpa peran masyarakat, penanganan bencana seperti ini tidak akan berjalan efektif. Masyarakat yang aktif biasanya masyarakat yang tergabung dalam pilar-pilar sosial. Ada karang taruna, pekerja sosial masyarakat, tokoh masyarakat, dan seterusnya. Mereka yang membantu kita," ujar Damanik.
Sementara itu, Kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana, Sahrul mengatakan KSB bisa membuat makanan cepat saji berupa 1000 bungkus nasi dalam jangka waktu empat jam untuk segera disalurkan kepada korban.
"KSB ini menurut kami cukup efektif. Karena dengan adanya KSB, apabila masyarakat terkena bencana pada siang hari, paling lama malam harinya mereka sudah dapat makan nasi bungkus. Tergantung situasi, bisa lebih cepat," ujarnya.
Dia mengatakan jumlah KSB mengalami peningkatan. Sejak dibangun pada 2014 hingga 2015, sebanyak 30 KSB telah beroperasi. Sementara, pada 2016, terjadi penambahan KSB sebanyak 20 KSB sehingga totalnya menjadi 50 KSB.
Dia menuturkan pihaknya menargetkan sebanyak 76 KSB hingga 2017 yang berada di titik-titik rawan bencana.