Jumat 19 Aug 2016 17:16 WIB

Pengamat UI Kritisi Tudingan Ahok ke Sekda DKI

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Maswadi Rauf
Maswadi Rauf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf mengatakan, dalam sebuah birokrasi seharusnya politik tidak menyebabkan munculnya permusuhan antara seorang pemimpin dan bawahannya. Kecuali, pemimpin tersebut memang mempunyai sikap arogan.

Maswadi mengomentari ini terkait sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menuding Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah dengan sejumlah sangkaan-sangkaan buruk. Padahal, Saifullah disebut bakal diusung oleh Partai Gerindra mendampingi Sandiaga Uno di Pilkada 2017.

"Seharusnya persaingan politik ini tidak menyebabkan permusuhan. Jadi, kalau (Saefullah) mau dicalonkan oleh partai lain, Ahok nggak usah memusuhi dia," ujar Maswadi saat dihubungi Republika.co.id, Jum'at (19). "Itu yang namanya pemimpin, yang murni itu begitu. Itu pemimpin yang benar. Tapi Ahok nggak begitu," imbuh dia.

Tidak hanya di Jakarta, menurut dia, konflik antara pemimpin dan bawahan sebenarnya juga banyak terjadi di daerah lainnya. Semua itu disebabkan karena politik. "Itu memang kultur kita belum kultur demokrasi, jadi perbedaan politik itu adalah musuh, bukan teman. Kita belum bisa mengatasi itu," kata dia.

Sebelumnya, Ahok melancarkan sejumlah tudingan terhadap Saefullah. Salah satunya, Saefullah dicurigai telah meletakkan 'orang titipan' di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ahok menduga Saefullah melakukan itu sebagai strategi untuk Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Maswadi, jika Ahok bersikap seperti itu, maka mantan Bupati Belitung Timur tersebut telah melakukan perbuatan yang salah. "Seharusnya dia menganggap kalau ada bawahannya ingin dicalonkan atau akan dicalonkan partai ya itu anggap saja sebagai hak warga negara. Jadi, nggak usah dimusuhi oleh gubernur. Itu baru pemimpin yang benar menurut demokrasi," kata guru besar UI tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement