Kamis 18 Aug 2016 22:23 WIB

Australia Tawarkan Kerja Sama Kebencanaan pada Bali

Red: Ilham
Made Mangku Pastika
Foto: Antara
Made Mangku Pastika

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Australia menawarkan kerja sama penanggulangan bencana dan trauma pada Pemerintah Provinsi Bali sehingga bisa memberikan respons cepat ketika terjadi situasi krisis.

"Kita tentu saja tidak menginginkan mimpi buruk itu terjadi lagi di Bali. Kita terus upayakan dan tingkatkan keamanan, namun di saat dibutuhkan harapan kami semua sudah siap," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima audiensi dari Crisis Management Assesment Team (CMAT) yang didampingi Konsul Jenderal Australia Helena Studdert, di Denpasar, Kamis (18/8).

Selain bencana yang diakibatkan oleh faktor manusia, Pastika juga menyampaikan Bali saat ini tengah fokus terhadap penanganan trauma yang disebabkan terjadinya bencana alam. Menurut orang nomor satu di Bali ini, letak geografis Bali memang rentan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam.

Selain upaya pencegahan, hal yang paling penting disiapkan adalah penanganan trauma pascabencana. "Kami berharap melalui kunjungan tim dari Australia kali ini, bisa menambah wawasan dan pengetahuan SDM Bali dalam upaya penanganan terhadap para korban bencana," ucapnya.

Untuk mewujudkan hal ini, Pastika berjanji akan memfasilitasi dalam pemberian akses informasi tentang sistem penanganan bencana oleh instansi-instansi terkait. Akses yang dijanjikan itu terkait instansi pemerintahan, polisi dan juga tentara.

Pastika menjelaskan sudah ada pembangunan sarana penunjang kesehatan dan penanganan trauma pascabencana yang tengah dibangun, yaitu RS Bali Mandara yang merupakan sister hospital dari Royal Darwin Hospital. "Dari sekian banyak kerja sama dengan Australia, terutama di bidang trauma, saya harap ke depan Bali bisa siap menjadi rujukan daerah lain dalam pengembangan standar penanggulangan bencana," katanya.

Konsul Jenderal Australia Helena Studdert mengatakan, kunjungan ke Bali untuk membantu Konjen Australia dalam merencanakan serta respons cepat terhadap situasi krisis. Tim yang melakukan kunjungan selama dua hari ini akan mengobservasi berbagai kemungkinan bahaya yang akan terjadi, termasuk bencana alam, insiden massal, dan berbagai krisis keamanan. Pihaknya berharap akan ada kerja sama lanjutan dengan Bali terkait penanganan trauma pascabencana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement