Kamis 11 Aug 2016 16:06 WIB

Pemberantasan Mafia Daging Harus dari Hulu Hingga Hilir

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Pedagang daging sapi, di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya. (Republika/Fuji E Permana)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Pedagang daging sapi, di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya. (Republika/Fuji E Permana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Ruddin Akbar Lubis meminta pemerintah memberantas mafia daging dari tingkat hulu, bukan hanya hilir saja. Pernyataan itu merupakan respon atas tudingan besarnya mafia daging di Ibu Kota.

Politikus Partai Golkar itu menilai permasalahan mafia daging sebenarnya dimulai dari hulu distribusi. Ia mencontohkan kasus yang menjerat mantan Ketua Umum PKS Lutfi Hasan Ishaq. Menurutnya, mafia daging yang berkimpung dalam kasus tersebut belum sepenuhnya tersentuh.

"Kalau di DKI dikatakan mafia daging, ya jelas ini tak terlepas dari hulunya, kalau hulunya impor kan (kewenangan) di pusat," katanya, Kamis (11/8).

Ia menilai jika 'preman' impor daging bisa diatasi maka harga daging dalam negeri seharusnya bisa menyesesuaikan. Meski begitu, ia menyebut masalah daging dalam negeri terletak pada panjangnya jalur distribusi.

"Kan masaalah daging dalam negeri rantainya bisa menyesesuaikan kalau harga impor cenderung murah. Tapi kalau biayanya mahal ya ga bisa ikuti harga impor," ujar anggota Komisi B bidang ekonomi tersebut.

Sebelumnya, Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution menuding praktik mafia daging masih berlangsung dengan jumlah besar di Ibu Kota. Ia menjelaskan para pedagang masih dipaksa membeli sembako dari distributor yang ditetapkan oleh oknum 'preman' pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement