REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP — Tanggul darurat yang dibangun pemerintah di kawasan Desa Tegal Kamulyan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, ambrol. Tanggul yang dibuat dari tumpukan karung berisi pasir itu pun kini tidak lagi efektif menahan gelombang laut bila terjadi pasang tinggi.
“Kondisi tanggul darurat memang sudah kritis. Seharusnya segera diperbaiki, sehingga bila terjadi rob atau gelombang tinggi, air laut tidak sampai menggenangi rumah-rumah warga,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Martono, Selasa (9/8).
Awal Juni lalu, tanggul di wilayah Desa Tegal Kamulyan jebol sepanjang 300 meter setelah terkena rob. Akibatnya, air laut memasuki wilayah permukiman penduduk dan areal persawahan. Bahkan, di kawasan RW 4, ketinggian air mencapai sekitar satu meter. Martono mengatakan, saking seringnya air laut melintasi tanggul, hingga kini wilayah RW 4 masih mendapat pasokan air bersih dari BPBD. Pasalnya, air sumur di kawasan tersebut masih berasa payau.
Untuk mengatasi persoalan ini, Martono mengatakan, BPBD akan segera menggelar rapat dengan instansi terkait. “Apakah akan dibuat kembali tanggul darurat atau memperbaiki tanggul secara permanen, nanti akan dibicarakan dalam rapat,” ujar dia.
Kepala BPBD Cilacap Tri Komara mengatakan, gelombang pasang selalu terjadi setiap tahunnya. Namun, saat Juni lalu, kondisinya cukup tinggi, sehingga menyebabkan tanggul jebol. Terlebih, tanggul yang dibuat sementara pun hanya dari tumpukan karung berisi pasir. “Karena itu, ketika gelombang laut mengalami pasang cukup lama, mau tidak mau tanggul tersebut pasti jebol. Kecuali bila tanggulnya dibuat dari pasangan bata dan semen yang bersifat permanen, tentu akan bertahan lama,” kata dia.