REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Masa panen gadu 2016 sudah mulai terjadi di Kabupaten Indramayu. Namun, serangan hama kresek yang menyerang saat tanaman padi memasuki umur primordial, membuat produksi panen menjadi menurun.
Hal itu seperti yang dialami para petani di Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi. Lahan pertanian di desa tersebut termasuk golongan awal yang sudah masuki masa panen gadu 2016.
Ketua Kelompok Tani Desa Plosokerep, Rusdani, menyebutkan, luas lahan sawah di desanya mencapai sekitar 400 hektare. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya terserang hama kresek.
''Hama kresek menyerang secara spot-spot dalam satu areal sawah. Rata-rata kena (hama kresek) semua,'' terang Rusdani, Kamis (4/8).
Rusdani menjelaskan, hama kresek menyerang tanaman padi saat sedang keluar malai. Akibatnya, malai padi menjadi tidak terisi secara maksimal. Kondisi itu otomatis berdampak pada menurunnya produksi panen sehingga keuntungan petani pun menjadi berkurang.
Dalam kondisi normal, tanaman padi di Desa Plosokerep rata-rata bisa menghasilkan empat sampai lima ton per bau (1 bau = 0,75 hektare). Namun akibat serangan hama kresek, hasil panen petani hanya sekitar tiga ton per bau.
''Padahal petani sudah 'jor-joran' (terus menerus) melakukan penyemprotan untuk mengatasi hama kresek,’’ tutur Rusdani.
Rusdani menyebutkan, dalam kondisi normal, penyemprotan hama hanya dilakukan sekitar enam kali dalam setiap musim tanam hingga panen. Namun kali ini, penyemprotan dilakukan hingga lebih dari sepuluh kali.
‘’Modal tambah besar, tapi hasil malah berkurang. Ya rugilah,’’ kata Rusdani.
Selain di Desa Plosokerep, serangan hama kresek juga terjadi di Desa Kendayakan, Kecamatan Terisi. Namun di desa tersebut, hama kresek hanya menyerang sebagian kecil lahan. Dari lahan tanaman padi seluas 488 hektare di desa itu, hanya sekitar 20 persennya saja yang terserang hama kresek.
‘’Itupun serangannya hanya spot-spot. Ya masih wajarlah,’’ kata Ketua KTNA Kecamatan Terisi, Surono.