Kamis 04 Aug 2016 13:56 WIB

Pengakuan Ahok Soal Toleransi di Indonesia

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Angga Indrawan
Basuki Tjahaja Purnama
Foto: Republika/Yasin Habibi
Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengakui tingkat toleransi di Indonesia terbilang tinggi. Ia pun bisa menjadi Gubernur di wilayah dengan mayoritas beda keyakinan dengan dirinya adalah karena dasar toleransi.

Basuki mencontohkan budaya toleransi di Indonesia sudah lama terjadi sebelum negera terbentuk. Namun lama-kelamaan, toleransi Indonesia dimasuki oleh budaya ketimuran yang mengannggap semua budaya yang datang dari barat dianggap salah.

"Bangsa ini kan toleransi tinggi. Lihat saja di Jawa bisa punya empat lima agama satu rumah. Tiba tiba saja ada dateng impor timur tengah seolah-olah kita apa gitu aneh-aneh orang barat," katanya di Balai Kota, Kamis (4/8).

Lebih lanjut, isu kesukuan juga ia akui masih terjadi dalam pemilihan kepala daerah. Ia mencontohkan hal itu terjadi ketika pemilihan kepala daerah di Belitung Timur. Padahal menurutnya dengan berbagai suku di Indonesia seharusnya tingkat toleransi cenderung tinggi.

"Dia orang Belitung timur dari kecil sudah pergi dan sudah besar mau jadi kepala daerah mau pulang. Itu juga dikeluarin (isu kesukuan). Apalagi yang beda agama, beda ras, beda etnis, beda suku. Dipakai buat politik. Sebenarnya kita intoleran kecil sekali," ujarnya.

Diketahui, berdasarkan hasil survei indeks demokrasi Indonesia oleh BPS disebut tingkat toleransi di Indonesia menurun. Angkanya cukup signifikan dari 89 persen di tahun lalu, menjadi 80 persen di tahun ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement