REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengklaim anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2015 mengalami kenaikan serapan. Walau ia mengakui pemasukan APBD 2015 turun dibanding 2014.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengetahui tingginya serapan usai dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Jadi memang kan pemasukan turun, tapi pemakaian naik," katanya di Balai Kota, Selasa (2/8).
Dengan tingginya serapan maka Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) yang tadinya diprediksi pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencapai 7 triliun ternyata hanya 3 triliun. "Begitu diaudit (oleh BPK), SILPA kami ternyata tidak sampai tujuh triliun, hanya tiga triliun. Jadi SILPA nya sedikit di DKI. Dan itu sampai 70 berapa persen begitu," ujarnya.
Diketahui APBD DKI 2015 mencapai Rp 69,2 triliun. Hal itu lebih rendah dibanding tahun 2014 yang mencapai Rp 72,9 triliun namun SILPA mencapai Rp 8,7 triliun.
"Makanya tahun ini saya juga katakan lelang-lelang enggak bener, jangan dilakukan. Karena penyerapan anggaran kita tinggi, BI juga sudah laporkan. Dibandingkan periode tahun lalu, penyerapan anggaran kita kan jauh lebih tinggi," jelasnya.