Selasa 02 Aug 2016 20:02 WIB

Menhan Puji Langkah Filipina Tangani Teror

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Ilham
 Menhan Ryamizard Ryacudu
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menhan Ryamizard Ryacudu

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Riyacudu mengapresiasi kesungguhan Filipina dalam melawan aksi teror di negaranya. Hal itu terlihat dari pengiriman lebih dari 10 ribu tentara untuk menggempur kelompok Abu Sayyaf.

"Bahkan lebih dari 10 ribu pasukan lengkap dengan marinirnya yang sudah dikerahkan Filipina ke basis Abu Sayyaf," kata Riyamizard dalam acara jumpa wartawan bersama Menhan Malaysia Dato Shri Hishamuddin Tun Husein dan Sekretaris Menhan Filipina Delfin N Lorenzana di Nusa Dua, Bali, Selasa (2/8).

Ketiganya bertemu di Nusa Dua dalam acara The Third Trilateral Defence Minsiters Meeting. Menurut Ryamizard, baik Indonesia, Malaysia, maupun Filipina memiliki kepentingan yang sama terhadap keamanan di laut Sulu. Karena itulah, pertemuan trilateral soal keamanan di Laut Sulu itu berlangsung cepat dan hanya dalam beberapa bulan sudah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan.

"Nanti akan ada pertemuan lanjutan di tingkat lebih teknis, misalnya untuk membicarakan operasi bersama di darat," kata Riyamizard.

Menhan Malaysia Hisamuddin mengatakan, pertemuan tiga negara itu bisa menjadi contoh pertemuan antar negara dalam membahas keamanan di wilayahnya. Pertemuan serupa sebelumnya dibahas dalam kerangka ASEAN. "Kami punya kepentingan yang sama di kawasan ini, bagaimana menciptakan keamanan di kawasan," katanya.

Ryamizard mengatakan, pengamanan di Laut Sulu bukan hanya untuk mengamankan wilayah Laut Sulu dari para perompak. Tetapi juga untuk menyikapi kemungkinan infiltrasi oleh ISIS ke wilayah Indonesia.

Bukan tidak mungkin, kata Ryamizard, setelah ISIS terdesak di Timur Tengah, dia akan bergeser ke Indoesia. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia.

"Pemeluk Islam di Indonesia lebih dari 200 juta. Kalau satu persen saja yang direkrut ISIS, ini jumlahnya sudah dua atau tiga juta. Padahal di Timur Tengah jumlah mereka hanya 300 ribu dan itu sudah merepotkan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement