REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berencana memasangkan Tri Rismaharini dengan Sandiaga Uno sebagai pasangan calon kepala daerah di Pilgub DKI Jakarta. Nama Risma muncul paling kuat dari masukan berbagai pihak untuk melawan pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
PKS mengaku sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak termasuk Risma sendiri agar bersedia maju sebagai cagub DKI. Namun, menurut politikus PKS Al Muzammil Yusuf, Risma hanya bersedia dicalonkan kalau ada restu dan perintah dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Sampai saat ini Bu Mega belum memberi sinyal positif, sementara Bu Risma hanya mau maju jika ada perintah dari Bu Mega,” tutur Al Muzzamil Yusuf pada Republika.co.id, Selasa (2/8).
PKS dan Gerindra berharap PDIP ikut dalam koalisi yang memasangkan Risma bersama Sandiaga Uno. Koalisi itu saat ini tinggal menunggu sinyal positif dari Megawati. Kalau Gerindra-PKS-PDIP bergabung mengusung pasangan Risma-Sandiaga Uno, imbuh Muzzamil, partai lain dipastikan akan ikut bergabung mendukung pasangan calon ini.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini melanjutkan, pihaknya berniat menghadirkan pasangan yang tegas tapi santun, pro pembangunan tapi tidak menyingkirkan rakyat kecil, anti korupsi dan mampu memerkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih, Jakarta sebagai Ibu Kota negara harus menjadi pusat stabilitas nasional.
Saat ini PKS dan Gerindra masih menunggu sinyal dari Megawati untuk memasangkan Risma dengan Sandiaga Uno.“Mudah-mudahan Bu Mega punya pandangan yang sama dengan kita untuk DKI Jakarta masa depan,” ujar dia.
Namun, kalau pil pahit akhirnya harus ditelan karena penolakan Megawati, PKS juga sudah menyiapkan upaya lain dengan melakukan survei bulan Agustus ini untuk menentukan nama yang disandingkan dengan Sandiaga Uno. PKS dan Gerindra akan mencari alternatif lain yang dapat dipasangkan dengan Sandiaga di pilkada DKI Jakarta awal tahun 2017 nanti.