Selasa 02 Aug 2016 07:09 WIB

Amnesti Riba dan Bakhil

Red: M Akbar
Irfan Syauqi Beik
Foto:

Begitu pula dengan hadits-hadits Rasulullah SAW, banyak sekali kecaman dan ancaman terhadap para pelaku dosa riba ini. Dalam HR Al-Hakim dan Ath-Thabarani, Rasulullah SAW bersabda : jika telah nampak perbuatan zina dan riba di suatu negeri, maka sungguh mereka telah menghalalkan diri mereka untuk menerima azab Allah. Ini adalah isyarat bahwa zina dan riba akan menciptakan kerusakan moral, kerusakan individual dan kerusakan sosial pada suatu masyarakat. Bahkan termasuk kerusakan ekonomi.

Sementara dalam hadits yang lain, Rasul juga mengingatkan : tidak ada seorang pun yang banyak melakukan praktik riba kecuali akhir dari urusannya adalah hartanya menjadi lebih sedikit (HR Ibnu Majah). Artinya, ujung dari sistim riba adalah krisis ekonomi berkepanjangan.

Demikian pula dengan sifat bakhil, yaitu enggan mengeluarkan harta dalam bentuk ibadah zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). Enggan melaksanakan kewajiban zakat akan menimbulkan efek negatif yang merusak. Pada tataran individual, keengganan berzakat akan melahirkan berbagai macam penyakit ruhiyah atau penyakit spiritual. Contohnya adalah penyakit kemusyrikan.

Di dalam QS 41:6-7 Allah SWT mengaitkan antara keengganan berzakat dengan melakukan dosa syirik, dimana secara eksplisit dikatakan bahwa diantara ciri orang musyrik adalah tidak mau berzakat.

Sifat bakhil atau kikir akan menuntun seseorang pada jalan kesukaran (QS 92:8-11). Kesengsaraan akan menjadi bagian dari kehidupannya. Inilah ancaman bagi orang yang kikir. Bahkan Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam salah satu sabdanya : hati-hatilah dengan sifat kikir, karena ia sesungguhnya telah menghancurkan umat-umat sebelum kalian (HR Muslim). Artinya, ujung dari sifat kikir adalah kehancuran.

Pada tataran sosial, sifat kikir akan melemahkan hubungan antar kelompok dalam masyarakat, terutama antara kelompok kaya dan kelompok miskin. Kondisi ini berpotensi untuk menciptakan konflik sosial yang merusak stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement