REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden RI ke-3 BJ Habibie memiliki impian besar untuk bangsa Indonesia. Salah satu yang menjadi impian besar tersebut adalah bangsa Indonesia ini maju di bidang industri strategis.
Hadirnya industri strategis saat itu memang tidak lepas dari program beasiswa Habibie saat itu, yang dimulai pada 1982 hingga 1992. Hal ini disampaikan putra sulung mantan Presiden BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie di Rapat Umum Anggota Ikatan Alumni Program Beasiswa Habibie (IABIE) di Jakarta, Sabtu (30/7).
Walaupun saat ini ada program beasiswa pendidikan dari pemerintah, seperti LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dari Kementerian Keuangan, namun menurutnya pola beasiswa berbeda dengan beasiswa Habibie dulu.
"Beasiswa LPDP saat ini tidak ada keterikatan, orang yang dapat beasiswa dia bisa ngapain aja setelah itu. Itu ada bagusnya, juga ada tidak bagusnya. Bagusnya setelah penerima beasiswa LPDP bisa fleksibel," kata dia, Sabtu (30/7).
Tapi kalau beasiswa Habibie dahulu, menurutnya penerima beasiswa pulang ke Indonesia sudah menjadi bagian dari masterplan pembangunan Indonesia. Mereka sudah tahu mau ditaruh dimana. "Dahulu sebagian besar penerima beasiswa Habibie saat itu difokuskan pada tenaga-tenaga teknis di industri strategis," ujarnya.
Sehingga hasilnya bisa dirasakan dengan hadirnya berbagai industri besar dan strategis kini. Walaupun saat ini berbagai industri strategis masih tetap ada, namun kondisinya masih belum berkembang seperti harapan besar Pak Habibie.
Karena itu ia berharap pemerintah bisa mewujudkan kembali cita-cita besar Pak Habibie melalui program beasiswa bagi pengembangan industri strategis. Karena ia meyakini bagaimanapun industri strategislah yang mampu menciptakan lapangan kerja lebih besar dan berkualitas, memberi nilai tambah jauh lebih tinggi dari hanya sekedar industri jasa dan komoditas.