REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu merasa heran dengan pelaku teror yang mengatasnamakan agama. Dalam aksinya, mereka kerap mengaku sedang berjihad. Menurut Ryamizard, tindakan para teroris yang sampai meledakkan diri itu merupakan pemahaman keliru.
"Paham radikal ngebom bunuh orang masuk surga? Goblok itu! Bagaimana bisa bom bunuh diri masuk surga? Dalam Islam itu gak betul," kata Ryamizard di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, penganut paham radikal itu bukanlah kelompok orang pintar. Dia mempertanyakan, ajaran dari mana menghilangkan nyawa orang lain malah bisa bertemu bidadari di surga.
"Kalau orang paham gak dibodoh-bodohin. Karena dia rekrut terus, karena otak gak diisi, (teroris) yang mati lima sampai 10 orang, tapi ajarannya hidup terus," ucap Ryamizard.
Dia mengatakan, gerakan bela negara yang diluncurkannya bisa menjadi langkah antisipasi melawan gerakan radikal yang mencatut agama. Selain untuk menjaga kedaulatan negara, kata dia, bela negara juga mempersempit ruang gerak para kelompok radikal.
"Bela negara ini bagaimana masyarakat membela untuk yang terbaik bagi negara. Bukan mau perang, sekarang gak jaman lagi perang. Jangan sampai paham bangsa diisi paham lain (radikal), kalau orang bilang kemasukan. Paham kita landasannya Pancasila harus dipahami," kata mantan KSAD itu.