REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Hujan deras, angin kencang dan petir menggelegar, mewarnai malam menjelang pelaksanaan eksekusi di kawasan Nusakambangan, Kamis (29/7) malam. Hujan berlangsung sejak pukul 11.20, dan baru mulai reda pada pukul 12.40.
Berdasarkan informasi, beberapa tenda ukuran besar yang didirikan dalam rangka pelaksanaan eksekusi di Nusakambangan, juga roboh akibat angin kencang dan huja deras. Tenda tersebut antara lain didirikan di sekitar LP Batu tempat para terpidana mati menjalani isolasi, dan juga di sekitar lapangan tembak Limus Buntu yang berada di belakang pos polisi Nusakambangan.
Dalam kondisi badai seperti ini, secara teknis sangat sulit eksekusi dilakukan. Hal ini karena lokasi lapangan tembak Limus Buntu yang akan menjadi tempat 14 terpidana mati di eksekusi, merupakan lapangan terbuka. Bukan merupakan lapangan tembak tertutup.
Bangunan permanen yang ada di sekitar lapangan tembak Limus Buntu juga hanya berupa bangunan yang menjadi kantor pos polisi Nusakambangan. Untuk itu, tenda didirikan di sekitar Limus Buntu untuk menjadi tempat para jaksa eksekutor, rohaniwan dan personil regu tembak.
Dalam kondis ini, maka yang paling mungkin eksekusi baru akan dilakukan setelah badai reda. Yakni, setelah pukul 12.40.