REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan, Indonesia harus mempunyai cara yang lebih kompetitif dalam sektor keuangan dibandingkan negara tetangga. Agar Warga Negara Indonesia (WNI) pemilik dana besar nyaman untuk menyimpan dana di negara sendiri.
"Jangan sampai orang Indonesia menyimpan uang lebih nyaman di Singapura. Malu kita. Untuk industri keuangan itu berita cacat. Kok kita yang sudah tuan rumah tidak diakui sama saudara sendiri. Kok mereka harus lari keluar ke singapura," ujar Bambang saat sosialisasi amnesti pajak di Jakarta, Selasa (26/7).
Menurutnya selama ini faktor kenyamanan merupakan alasan WNI lebih memilih menginvestasikan dana mereka di luar negeri dibandingkan tanah air sendiri. Para pemilik dana tidak ingin aset mereka hilang atau ada gangguan apapun yang menyebabkan kerugian.
"Bagi mereka simpan aset di luar negeri merasa lebih menguntungkan dan nyaman daripada investasi di Indonesia, ini tantangan kita bisa ciptakan kondisi nyaman taruh uang. Di pasar modal, obligasi, perbankan, dan instrumen lainnya yang paling penting orang punya duit ingin nyaman, tidak ada gangguan atau uang hilang begitu saja," jelasnya.
Selain itu, return atau imbal hasil yang dihasilkan dari Singapura lebih besar dari di Indonesia. Oleh karena itu, jika dana repatriasi sudah berhasil masuk ke Indonesia, kata Bambang, pekerjaan pemerintah selanjutnya adalah memberikan hasil yang memuaskan untuk para investor. Sehingga dana mereka tidak kabur lagi.
"Artinya kita harus mencari cara untuk kita kompetitif. Memang return dari Singapura berbeda, tapi kita harus membuktikan sektor keuangan Indonesia tempat yang paling nyaman untuk warga kita menyimpan uangnya," katanya.