Rabu 27 Jul 2016 06:05 WIB

Bahas Sandera di Filipina, Pendiri MNLF akan Datangi Jakarta

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan
Milisi Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengangkat senjata saat mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina pada 1996.
Foto: AP PHOTO
Milisi Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengangkat senjata saat mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina pada 1996.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, untuk membebaskan 10 WNI yang ditawan oleh Abu Sayyaf, pemerintah akan mengedepankan jalur diplomasi. Salah satunya adalah, terkait rencana kedatangan Nur Missuari, salah satu pendiri MNLF.

Luhut mengatakan, dirinya sendiri sempat bertemu dengan Nur Missuari. Ia mengatakan, Nur mempunyai hubungan yang cukup baik dengan Indonesia maupun dengan Filipina dan kelompok Abu Sayyaf. Ia mengatakan, Nur sendiri juga dirangkul oleh pemerintah Filipina untuk meredam aksi radikalisme di Filipina.

"Misuari kemungkinan akan ke Jakarta ketemu petinggi untuk kita bahas ini. Sejauh ini, negoisasi yang paling mungkin kita lakukan. Dan kita coba lewat dia, meski kita juga akan coba melalui jaringan kita yang lain," ujar Luhut, Selasa (26/7).

Luhut mengatakan, saat ini juga Misuari mempunyai Peace Agrrement atau perjanjian damai dengan pemerintah Filipina. Luhut melihat hal ini baik, karena jalur diplomasi bisa dikedepankan untuk bisa membebaskan 10 sandera yang ada di tangan Abu Sayyaf.

Ia menekankan, bahwa melakukan operasi militer sebagai opsi pembebasan sandera sangat kecil dilakukan. Mengingat, medan yang sulit, juga persoalan hubungan antar negara yang terikat dengan kedaulatan masing masing.

Namun, ia memastiikan pemerintah akan melakukan cara terbaik untuk bisa membebaskan sandera. Hingga saat ini pihak intelejen negara masih melakukan kontak dengan orang orang di Filipina untuk terus mendapat kabar terkait 10 WNI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement