Selasa 26 Jul 2016 17:09 WIB

Orang Tua Balita Lega Dapatkan Vaksinasi Ulang

Rep: Kabul Astuti/ Red: Andi Nur Aminah
Dokter menyuntikkan vaksin kepada balita yang terpapar vaksin palsu saat melakukan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Dokter menyuntikkan vaksin kepada balita yang terpapar vaksin palsu saat melakukan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 40 balita yang terpapar vaksin palsu di Kota Bekasi, Jawa Barat, mendapatkan vaksinasi ulang. Vaksinasi ulang dilakukan di RS Rawalumbu dan Puskesmas Mustikajaya, Kota Bekasi pada Selasa (26/7) mulai pukul 09.00 sampai dengan 12.00 WIB.

Salah satu orang tua balita, Ratna Dewi Wahyu Anisa (28 tahun), dihubungi untuk mendapatkan vaksinasi ulang bagi anak ketiganya. Dua orang anaknya terpapar vaksin palsu di RS St Elisabeth, Rawalumbu, Kota Bekasi. Anak pertama (dua tahun), sedangkan anak kedua masih berusia lima bulan. Ia mendapatkan telepon dari pihak RS Elisabeth pada Senin (25/7) pukul 10.00 WIB kemarin untuk vaksinasi ulang anak keduanya, Aftar (lima bulan).

Dia menuturkan, anaknya sudah mendapatkan vaksinasi di RS St Elisabeth sebanyak dua kali. Vaksin palsu yang dinyatakan terpapar dalam tubuh anaknya adalah Pediacel. Untuk satu kali vaksin, Ratna harus mengalokasikan biaya Rp 850 ribu. Ia mengaku sudah lega mendapatkan vaksinasi ulang untuk buah hatinya. "Sudah lega sudah ada tanggung jawab dari rumah sakit dan pihak terkait. Yang penting sudah dilakukan vaksin ulang," kata dia, kepada Republika.co.id, Selasa (26/7).

Anaknya mendapat vaksin palsu sebanyak dua kali selama kurun waktu lima bulan. Vaksinasi terakhir baru dilakukan pada 12 Juli 2016 kemarin. Menurut informasi yang dia terima dari petugas vaksinasi, vaksin akan kembali diberikan untuk anaknya pada 25 September 2016 mendatang. Lokasinya di rumah sakit yang pertama, yakni RS St Elisabeth.

Warga Rawapanjang ini mengaku tidak khawatir terhadap dampak vaksinasi ulang yang diberikan untuk anaknya. Ia yakin vaksinasi ulang akan mendorong kekebalan tubuh sang anak. Ratna pun mengaku baru mengetahui perihal vaksin palsu setelah ramai pemberitaan di media.

Pasalnya, tidak ada dampak yang dialami sang anak pasca disuntik vaksin palsu. Sebelum anaknya mendapat suntikan vaksin, ia diberi edukasi oleh petugas medis di posko vaksinasi ulang.

Vaksin yang diberikan dalam kegiatan vaksinasi ulang adalah vaksin yang sama dengan yang masuk ke tubuh balita, yaitu Pediacel. Pediacel merupakan jenis vaksin yang digunakan untuk DPT, HIB, dan Polio. Suplai dan keaslian vaksin dijamin oleh BPOM dan Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu. Ratna juga menambahkan, ada dua pilihan vaksin yang disediakan di posko vaksinasi ulang.

Kendati demikian, perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta ini masih menunggu vaksinasi ulang untuk anak keduanya. Anak keduanya yang kini berusia dua tahun mendapatkan vaksin Pediacel di RS St Elisabeth pada 29 Januari 2016. Merujuk pada kurun waktu pembelian vaksin di RS St Elisabeth, pembelian vaksin palsu dari distributor CV Azka Medika dilakukan selama November 2015 sampai Juli 2016.

Hingga kini, jadwal vaksinasi ulang untuk anak keduanya masih menunggu konfirmasi dari Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu. "Sudah klarifikasi untuk anak kedua, nanti ada penjadwalan dan periodenya. Jadi nanti akan ditelpon lagi untuk yang anak kedua," kata Ratna.

Warga Bantargebang, Indah Muslihah (27), juga dihubungi oleh Tim Satgas untuk membawa anaknya yang berusia 12 bulan mendapatkan vaksinasi ulang. Anaknya sudah selesai mendapatkan imunisasi dasar di RS Elisabeth. "Tadi di sini diterangkan, yang kena vaksin palsu ada dua jenis. Pediacel DPT II dan Pediacel DPT III," kata Indah.

Indah menyatakan bersedia anaknya divaksin ulang karena mempertimbangkan kekebalan tubuh sang anak. Meski selama ini tidak ada gejala apapun, Indah memilih mengedepankan sikap preventif. Setelah ini, anaknya akan kembali mendapatkan vaksinasi ulang dua bulan di RS St Elisabeth.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement