REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pedagang Sunday Market Manahan mengeluh setelah Pemerintah Kota Surakarta menghentikan sementara aktifitas berjualan.
Hal tersebut menyusul keputusan Wali Kota Surakarta untuk melakukan penataan dan sterilisasi kawasan Manahan untuk menyambut kehadiran Presiden Joko Widodo saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 10 Agustus mendatang.
Robianto (37), salah seorang pedagang di Sunday Market mengatakan sudah dua pekan, pedagang tak berjualan di area Stadion Manahan. Mereka diminta tak berjualan hingga tiga pekan kedepan. Pedagang pun kelimpungan mencari pemasukan untuk mencari pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Setelah diliburkan, ia hanya bisa berjualan dirumah saja. Penghasilannya pun menurun drastis. Ia pun khawatir kehilangan pembeli langganan tiap pekannya. Sebagai pembanding, keuntungan berjualan di Sunday Market Manahan kata dia bisa mencapai tiga kali lipat dibanding keuntungan tiap hari jika berjualan di rumah.
"Saya jualan di rumah dapat 100 ribu per hari, tapi sekali berjualan di Sunday Market Manahan itu bisa 300 ribu. Artinya bisa untuk kebutuhan hidup tiga hari. Kalau liburnya terlalu lama bisa memutus mata rantai emas sunday market antusias pengunjung dan pedagang bisa kendor," katanya kepada Republika,co.id pada Senin (25/7) siang.
Hal senada juga diungkapkan Dono Warsono (42 tahun) penjual hewan peliharaan di Sunday Market Manahan. Di Sunday Market kata dia banyak penghobi binatang yang mencari dan membeli hewan peliharaannya. Setelah diliburkan ia mengaku kesulitan menemukan pembeli.
Begitu juga diutarakan Henny (37 tahun) penjual busana, pasca tak lagi bisa berjualan di Manahan, ia memilih untuk mengikuti pasar dadakan di Car Free Day Slamet Riyadi. Meski diakuinya dagangannya tak selaris ketika berjualan di Sunday Market. Lantaran di Manahan memiliki lokasi strategis dan merupakan salah satu titik berkumpulnya warga Surakarta menikmati akhir pekan.
Dewan Pembina Serikat Pedagang Minggu Pagi Manahan (SPMPM), Kusumo menyayangkan keputusan Wali Kota Surakarta yang menghentikan aktifitas jual beli di Pasar Sunday Market. Ia menilai persiapan HKTN dan penyambutan Presiden Jokowi terlalu berlebihan hingga harus mengorbankan para pedagang.
"Kami ingin alasannya jelas, Presiden datang lima menit saja kenapa kami pedagang harus diliburkan 5 minggu. Boleh sterilisasi tapi jangan sampai keterlaluan," ucapnya.