Sabtu 23 Jul 2016 23:07 WIB

Kendalikan Konsumsi Rokok, Pemerintah Diusulkan Naikkan Cukai Rokok

Seorang petugas menata pita cukai rokok di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Kudus, Kudus, Jateng.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Seorang petugas menata pita cukai rokok di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Kudus, Kudus, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Ketua Yayasan Lentera Anak Indonesia Lisda Sundari mengusulkan pemerintah dapat menaikkan cukai rokok sehingga harga rokok di Indonesia mahal dan tidak terjangkau anak-anak.

"Saat ini Indonesia menjadi negara yang paling murah menjual rokok," katanya di sela menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu.

Ia mengatakan, menaikkan cukai rokok salah satu praktik yang telah diterapkan di berbagai negara sebagai upaya mengendalikan konsumsi rokok.

"Itu merupakan salah satu upaya preventif sehingga generasi selanjutnya tidak ada yang menjadi perokok," ujarnya.

Dikatakan, usia rentan anak-anak mencoba untuk merokok adalah pada saat mereka duduk dibangku SMP hingga usia 19 tahun. Jika pada usia rentan tersebut anak memutuskan untuk merokok, maka akan terjadi ketergantungan hingga dewasa bahkan tua.

"Namun jika anak mampu melewati usia rentan tersebut hingga usia 19 tahun, maka anak cenderung memutuskan tidak merokok. Keputusan anak inilah yang kita inginkan," katanya.

Lisda didampingi Muharman, Ketua Randu Foundation Padang yang juga menjadi lembaga pemerhati anak mengatakan, selain faktor lingkungan, murahnya harga rokok di negara ini menjadi salah satu fator mempengaruhi anak mengambil keputusan menjadi perokok.

"Melihat harga murah, mereka berpikir bersama teman-temannya untuk membeli satu batang rokok dengan uang urunan, dari satu batang bersama menjadi, dua, tiga hingga satu bungkus bersama dan akhirnya ketagihan," kata Muharman Ketua Randu Foundation Padang.

Di sisi lain, iklan rokok juga sangat mempengaruhi anak-anak mengambil keputusan untuk merokok. Bahkan berdasarkan suvei yang dilakukan, 68 persen iklan rokok berada di lingkungan sekolah, termasuk di Kota Mataram sehingga anak-anak mengambil keputusan untuk merokok.

"Para pengusaha rokok ini sangat jeli membidik anak muda sebagai target dan akhirnya jumlah perokok pemula pun akan meningkat," ujarnya.

Terkait dengan itu, dalam puncak Hari Anak Nasional ini diharapkan pemerintah dapat mendengarkan dan mewujudkan harapan anak-anak agar terlindungi secara menyeluruh dari dampak rokok salah satunya dengan menaikkan cukai rokok.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement