REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dua desa di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi diterjang bencana pergerakan tanah. Dampaknya, ratusan warga di dua desa tersebut terkena dampak dan sebagian sudah mengungsi ke tempat yang aman.
"Awalnya hanya satu desa, namun kini meluas ke desa lain," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada Republika.co.id Jumat (22/7). Sebelumnya, bencana pergerakan tanah melanda Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curugkembar.
Di desa tersebut terdapat sebanyak 282 rumah warga yang mengalami kerusakan dan terancam akibat bencana pergerakan tanah. Rinciannya, sebanyak 14 rumah rusak berat, 43 rumah rusak sedang, 109 unit rumah rusak ringan, dan sebanyak 116 rumah lainnya terancam.
Menurut Usman, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan diperkirakan akan bertambah banyak. Pasalnya, bencana pergerakan tanah hingga kini masih terus berlangsung.
Bahkan lanjut Usman, pergerakan tanah juga meluas ke Desa Cimenteng, Curug Kembar. Data awal menyebutkan di Desa Cimenteng ada sekitar 60 orang warga yang terkena dampak pergerakan tanah. Kini, petugas BPBD akan melakukan pengecekan ke desa tersebut.
Usman mengungkapkan, pada 2012 lalu peristiwa pergerakan tanah sempat melanda Desa Cimenteng. Jumlah rumah warga yang terkena bencana cukup banyak mencapai ratusan unit. Namun, kini bencana tersebut lebih banyak melanda permukiman warga di Desa Nagrakjaya.
Kedua desa ini sama-sama berada di bawah tebing Gunung Sapu yang rawan longsor. "Sebagian warga atau tepatnya sekitar 80 KK sudah mengungsi ke tempat saudaranya maupun tetangga," ujar Usman. Di sisi lain, BPBD juga membuka lokasi pengungsian di bangunan Sekolah Dasar (SD) 1 Nagrakjaya.
Menurut Usman, upaya penanganan bencana pergerakan tanah ini dengan melibatkan petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan elemen masyarakat lainnya. Pemkab juga telah berupaya menyalurkan bantuan darurat berupa makanan kepada korban pergerakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi menambahkan, pemkab tengah melakukan kajian upaya relokasi terhadap warga yang menjadi korban pergerakan tanah. "Rencananya dalam waktu dekat ini akan mendatangkan tim geologi ke Curug Kembar," cetus dia.
Jumlah warga yang direlokasi ungkap Andi, diperkirakan sebanyak 300 KK dari satu kadusunan. Namun, langkah tersebut masih harus dikaji lebh lanjut khususnya dari segi geologi.
Andi menuturkan, bencana pergerakan tanah ini juga tidak hanya merusak rumah warga. Melainkan menyebabkan sejumlah bangunan masjid atau mushala, majelis taklim, kantor desa, dan bangunan posyandu mengalami kerusakan.