Jumat 22 Jul 2016 11:12 WIB

Petani Kekurangan Pupuk di Merauke

Pupuk
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pupuk

REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Petani padi di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, mengeluhkan kelangkaan pupuk yang masih terjadi setiap tahun. Hal iniberdampak pada rusaknya tanaman padi akibat diserang hama. "Sekarang pupuk sangat langka, bahkan pagi petani sudah antre di pengecer tetapi sampai pukul 08.00 WIT pupuk sudah habis," kata Ketua Gapoktan Suka Maju Yoris Ayud di Merauke, Jumat (22/7).

Seharusnya, dia mengatakan memasuki usia tiga hingga empat minggu padi sudah diberi pupuk. Namun yang terjadi belakangan ini petani baru bisa memberikan pupuk setelah padi berusia tiga puluh hingga empat puluh hari.

Menurut dia petani tidak mempersoalkan harga pupuk yang mencapai ratusan ribu per zak. Hanya saja ketersediaan stok pupuk perlu ditambahkan sebab jumlah lahan padi baru yang dibuka terus bertambah.

"Harga pupuk SP dan Urea Rp 95 ribu per zak, NSP Rp 105 ribu dan Phonska Rp 115 ribu tapi itu tidak dipersoalkan. Persoalannya kita beli di pengecer paling banyak dapat dua zak per petani," ujarnya.

Yoris menambahkan, akibat kelangkaan pupuk, sebagian tanaman padi di atas lahan seluas 1.026 hektare yang dikelola 105 orang petani yang tergabung di Gapoktan Suka Maju mulai terserang hama. "Padi sudah mulai diserang rayap dan ulat sehingga kami harap pemerintah seriusi masalah ini agar tidak terjadi gagal panen," katanya.

Kelangkaan pupuk yang kini terjadi, dirasakan juga oleh Salim, petani padi di Distrik Tanah Miring, Merauke. Bahkan menurut dia kelangkaan pupuk bukan hal baru yang dihadapi petani setempat. "Kendalanya adalah pupuk terlambat dan langka setiap tahun. Sehingga berdampak pada tanaman padi. Kami mengharapkan pemkab membantu kami dengan pendistribusian pupuk yang teratur," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement