REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Presiden (KSP), Teten Masduki mengklaim potensi titik panas yang biasanya muncul di Sumatra dan Kalimantan, berkurang sebanyak 60 persen.
"Alhamdulillah berdasarkan analisis Kantor Staf Presiden, tahun ini hotspot (titik panas) kebakaran hutan dan lahan berkurang 60 persen," kata Teten dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/7).
Ia menyebut, capaian tersebut sesuai dengan tiga instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni, pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat.
"Jika terlihat ada api, segera padamkan sehingga kebakaran tidak meluas," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengaku telah mengajak semua pihak untuk bersama-sama berani mengukir sejarah Riau tanpa asap.
Danrem Riau, Brigjen Nurendi menjelaskan, sejak Gubernur Riau menetapkan provinsi tersbut Siaga Darurat Asap, pihaknya telah melakukan sejumlah patroli baik melalui darat maupun udara.
"Jika terlihat kebakaran hutan dan lahan, langsung dilaporkan ke satuan petugas (satgas) untuk melakukan pemadaman segera dengan peralatan seadanya. Serta sosialisasi kepada masyarakat langsung dari pintu ke pintu," jelasnya.
Ia menyebut, terdapat 64 titik kuat di Riau yang rawan dibakar di Riau. Sehingga, dibentuk kekuatan untuk menjaga wilayah tersebut, yakni satgas gabungan antara lain TNI, Polisi, BPBD, Manggala Agni, masyarakat, dunia usaha dan sebagainya.
Nurendi membeberkan, salat satu strategi meminimalisir terbakarnya 64 titik tersebut, yakni dijadikan tempat latihan militer. Selain berlatih menembak, TNI juga menjaga agar tidak ada yang membakar hutan dan lahan dengan sengaja.