REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD dari wilayah DKI Jakarta Fahira Idris mengatakan survei BPS merupakan realitas yang ada di Ibu Kota saat ini. Dalam hasil survei itu disebutkan angka kemiskinan di DKI bertambah sebesar 0,3 persen atau sekitar 300 ribu orang.
"Naiknya angka kemiskinan di Jakarta berdasarkan suvei BPS adalah realitas yang terjadi di Jakarta saat ini. Jadi saya setuju dengan data BPS," katanya, Kamis (21/7).
Fahira mengatakan Jakarta sebagai provinsi paling maju di Indonesia menjadi pusat segala kegiatan ekonomi. Alhasil seharusnya Jakarta lebih maju dalam hal peningkatan perbaikan jumlah angka kemiskinan. Namun ia kecewa lantaran melebarnya jurang kesenjangan antara kelompok kurang mampu dengan mampu.
"Ini bukan soal separah apa tingkat kemiskinannya tetapi. Tapi lebih ke sejauh mana kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin di Ibu Kota ini," ucapnya.
Menurutnya, ketimbang mempermasalahkan survei BPS, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) lebih baik fokus pada program pengentasan kemiskinan. "Di Jakarta kesenjangan antara orang berada dan tidak berada sangat menganga. Ini yang jadi PR terbesar Pemprov DKI bagaimana memperpendek kesenjangan ini," jelasnya.
(Baca Juga: Ahok Sebut Survei BPS tak Masuk Akal)