REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepala Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala, Kombes Pol Leo Bona Lubis mengatakan, kedua jenazah dari hasil penyergapan di Tambarana Poso, Senin sore yakni Santoso dan Mukhtar.
"Dari hasil pemeriksaan identifikasi luar, saya selaku kepala operasi menyatakan bahwa hasil kontak tembak kemarin sekitar jam 17.00 sampai 18.30 salah satunya adalah DPO yang selama ini dicari gembong teroris Santoso dan Mukhtar yang masuk dalam daftar pencarian orang," katanya di Palu, Selasa (19/7).
Leo mengatakan untuk kepentingan penyelidikan polisi masih menunggu sampel DNA dari pihak keluarga. Sampel tersebut sudah diambil namun masih dalam perjalanan menuju Palu.
"Tiga orang yang melarikan diri diduga Basri dan istrinya beserta istri Santoso," imbuhnya
Saat ini Satgas Tinombala terus melakukan pengejaran terhadap 19 anggota kelompok mujahidin Indonesia Timur pimpinan almarhum Santoso yang masih tersisa. Tiga di antaranya merupakan perempuan yakni Jumiatun Muslim alias Atun alias Bunga alias Umi Delima yang merupakan istri Santoso, Tini Susanti Kaduku alias Umi Fadel (istri Ali Kalora) dan Nurmi Usman alias Oma (istri Basri).
Sementara itu, pasukan Satgas operasi dari Alfa 29, kata Leo, kemungkinan akan diturunkan untuk memberikan keterangan atas kejadian penyergapan tersebut. Dua jenazah tersebut, katanya, kemungkinan besar akan diterbangkan ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.