Jumat 15 Jul 2016 17:06 WIB

70 Orang Tua Minta Tanggung Jawab RS Permata Bekasi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Esthi Maharani
Seorang jurnalis melihat daftar rumah sakit penerima distribusi vaksin palsu yang dirilis dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Seorang jurnalis melihat daftar rumah sakit penerima distribusi vaksin palsu yang dirilis dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 70 orang tua mendatangi RS Permata Bekasi untuk meminta pertanggungjawaban. Diketahui, RS tersebut masuk dalam daftar pengguna vaksin Palsu yang diumumkan Kementerian Kesehatan.

Para orang tua itu mulai datang sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Randa, salah satu orang tua yang datang, mengaku anaknya sejak lahir pada 28 November 2015 di RS tersebut. Ia pun rutin melakukan vaksinasi selama empat bulan. Meski belum berdampak pada kesehatan anaknya, tapi Randa menilai vaksin merupakan investasi kesehatan untuk anak.

''Saya cuma minta kejelasan saja, vaksin apa saja yang palsu dan bagaimana tanggungjawab mereka,'' kata Randa, kepada Republika, di RS Permata Bekasi, Kota Legenda, Kota Bekasi, Jumat (15/7).

Randa mengungkapkan, biaya vaksin di RS tersebut tidaklah murah, sekitar Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Ia berharap RS Permata Bekasi melakukan vaksin ulang pada anaknya dengan vaksin asli.

Supandi, salah satu orang tua yang anaknya divaksin di RS tersebut juga mengaku was-was. Apalagi, anaknya baru saja melahirkan bulan Maret 2016.

''Saya berharap kasus ini bisa segera diselesaikan dengan baik,'' ucapnya.

Sementara itu, pihak RS Permata Bekasi tidak ingin berkomentar terkait masalah ini. Menurut pihak RS, saat ini direktur dan pejabat rumah sakit tengah diperiksa Polres Bekasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement