Rabu 13 Jul 2016 13:31 WIB

Puluhan Orang di Pangandaran Mengalami Kecelakaan Laut

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Wisata alam Pantai Pangandaran. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wisata alam Pantai Pangandaran. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kesadaran masyarakat dalam menjaga keselamatan saat berwisata di laut masih sangat kurang. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya wisatawan yang mengelamai kecelakaan (laka) laut di Pantai Pangandaran. "Ada sekitar 80 orang yang mengalami kecelakaan laut mulai hari kedua setelah Lebaran sampai sekarang," kata Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Pangandaran, Dodo Taryana kepada Republika.co.id, Rabu (13/7).

Dodo mengatakan, wisatawan yang mengalami kecelakaan laut biasanya dari kalangan remaja. Kebanyakan mereka tidak memperhatikan keselamatan. Selain itu, tidak menghiraukan rambu-rambu peringatan.

Menurut Dodo, mungkin wisatawan dari kalangan remaja tersebut merasa dirinya kuat dan mampu saat berenang di pantai. Salahnya, mereka berenang di lokasi yang berbahaya. "Kalau sudah terseret arus di lokasi yang berbahaya, tidak bisa berenang, ya sudah tamat," jelas Dodo.

Berdasarkan catatan sementara Balawista Kabupaten Pangandaran, tercatat ada 80 orang yang mengalami kecelakaan laut. Sedangkan yang tidak tercatat, mereka sudah ditolong kemudian diperbolehkan kembali ke tempatnya. Dari 80 orang, satu orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan sisanya dapat terselamatkan semua.

Mereka yang mengalami kecelakaan laut, Dodo mengatakan kebanyakan karena berenang di tempat yang berbahaya. Kemudian mereka terseret arus. Padahal, di lokasi yang berbahaya untuk berenang sudah ada banyak peringatan. "Ada petugas yang /stand by di sana, ada larangan berenang pakai benner, di airnya pun sudah di pasang bendera," katanya.

Tapi, ketika petugasnya lengah, wisatawan langsung banyak yang melanggar aturan. Mereka langsung berenang di lokasi yang dinilai berbahaya. Menurut Dodo, mungkin karena kurangnya kesadaran masyarakat. Ada wisatawan yang memerhatikan keselamatan diri, banyak juga yang tidak memerhatkan.

Di lokasi yang dikususkan untuk wisatawan berenang saja ada arusnya. Meski kecil tapi tetap ada arusnya. Di daerah berbahaya arusnya besar dan hampir terjadi setiap saat. Sementara, anggota Balawista hanya 20 orang yang bertugas. Mereka harus mengawasi wisatawan yang jumlahnya ribuan. Dia mengatakan Balawista masih kekurangan personel.

"Kalau tidak ada petugas banyak yang meninggal karena kecelakaan laut. Sudah jelas kalau sudah terseret arus pasti tamat," ujar Dodo.

Di pantai Pangandaran ada zona yang harus diwaspadai wisatawan. Wisatawan yang berenang di sepanjang pantai barat Pangandaran diimbau untuk waspada. Semakin ke arah barat, semakin berbahaya arusnya. Wisatawan tidak disarankan berenang di sebelah barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement