REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan warga pendatang yang belum mempunyai tempat tinggal untuk tinggal di rumah kerabat. Menurutnya, hal itu lebih baik ketimbang pendatang menempati tanah milik negara.
Basuki alias Ahok mengatakan para pendatang itu bisa saja dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di rumah keluarganya sendiri. Dengan begitu, ia merasa warga pendatang dapat memperoleh penghasilan sendiri untuk menopang hidup.
"Prinsip kami sederhana saja kalau dia enggak adalah tempat nginep yang murah masih, tinggal di saudaranya biarin saja. Sama kayak pembantu rumah tangga. Kan ada yang mempekerjakan enggak apa-apa. Malah kita pernah pesan kan kalau pulang ada yang kerja, bawa ya," katanya di Balai Kota, Senin (11/7).
Ahok menilai kedatangan warga dari luar daerah tidak masalah asalkan bisa menyediakan tempat tinggal yang layak. Ia mengakui banyak warga pendatang yang malah menempati lahan negara karena tak ada tempat tinggal.
"Menurut kami yang paling masalah adalah kami enggak bisa menyediakan rusun yang banyak karena Jakarta banyak sekali penduduk yang kurang mampu tidak punya rumah. Dia bisa tempatin tanah negara maupun tanah swasta. Bagi kami kalau rusun siap kita akan dorong pindahkan," jelasnya.
Berdasakan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, setidaknya ada sekitar 70 ribu warga pendatang yang tiba pada musim Lebaran 2015.