Ahad 10 Jul 2016 07:22 WIB

Mudik Horor dan Swasembada Janji Jokowi

Red: M Akbar
Lalu lintas ke arah Tol Pejagan dan Brebes
Foto:

Sepertinya masyarakat harus menambah suplemen kesabaran. Tetapi yang kita khawatirkan, rakyat makin terbiasa dengan kasus-kasus besar yang menghilangkan nyawa. Terbiasa dengan kedzaliman depan mata. Makin terbiasa terhadap duka dan luka orang-orang sengsara. Kebakaran hutan, macet terburuk, tragedi penyerangan Luar Batang; sebuah contoh kecil yang telanjang.

Seperti teori jendela kaca pecah. Ketika sesuatu yang dianggap tabu sering dilakukan, akhirnya jadi terbiasa. Pertanyaannya: apakah kita masih ingin mempertahankan ingkar janji, kedustaan pejabat, kegagalan pemerintah, kehilangan nyawa, duka lara orang sengsara; sebagai peristiwa biasa?

Kasus-kasus itu boleh selesai atau dilupakan dari ingatan manusia. Namun, dua Malaikat di kubur tak pernah letih untuk menegakan keadilan dan kebenaran.

Semoga kita masih memiliki empati di hati. Hingga tetap peka dan berdoa agar tragedi kemanusiaan serupa tidak terulang. Tidak menganggapnya sebagai pemandangan biasa. 

Bangsa ini nyaris kehilangan tradisi sosial: memanusiakan manusia. Selamat Hari Raya. Semoga hari kegembiraan tahun ini jadi momentum mengembalikan kejernihan hati kita. Mohon maaf lahir bathin.

Turut berduka bagi keluarga korban tragedi mudik dan Luar Batang. Semoga para korban ditempatkan di sisi yang mulia. Semoga kita tidak lagi mudah membiarkan kedzaliman dengan menutup mata. Bangsa ini rindu media yang memihak kebenaran, bukan keberpihakan pada majikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement