Kamis 30 Jun 2016 18:37 WIB

Pencatatan Aset Disdik DKI Dinilai Paling Rumit

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pencatatan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Heru Budi Hartono menyebut pencatatan aset di Dinas Pendidikan terbilang rumit. Alasannya banyak aset yang langsung didistribusikan ke siswa sebelum sempat dicatat.

Apalagi menurut Heru, Disdik yang dipimpin Sopan Adrianto itu kerap menerima bantuan pemerintah pusat. "Contoh, yang paling rumit di Dinas Pendidikan. Dinas penddiikan bukan hanya beli dari APBD tapi sering dapat hibah dari pemerintah pusat. Kadang-kadang barangnya sampe di sekolah, besoknya langsung dibagi ke kelas-kelas padahal belum ada administrasi," katanya di Jakarta, Kamis (30/6).

Guna mengatasi masalah tersebut, ia ingin menginisiasi sistem baru agar pencatatan aset lebih optimal. Sebab tak hanya BPKAD, ia berkata, Disdik pun bingung dengan banyaknya aset.

"Kita udah bikin sistem sekarang barang masuk, catet. Dulu kan barang-barang seperti itu banyak. Sekarang mau rekonsiliasi aset mereka bingung," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement