Sabtu 25 Jun 2016 00:33 WIB

Pilkada DKI 2017 Pertaruhan Hidup Mati Karier Politik Ahok

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggalkan gedung Bareskrim Mabes Polri usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/6).
Foto: Antara/ Akbar Nugroho Gumay
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meninggalkan gedung Bareskrim Mabes Polri usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Pusat Data Bersatu, Agus Herta Sunarto menilai meskipun elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon Gubernur di Pilkada DKI 2017 tergolong tinggi, namun masih tetap rentan dan bisa menurun.

"Jika nanti ada calon yang berani menantang Ahok, maka elektabilitasnya bisa berubah. Namun saat ini saya belum melihat ada yang siap melawan Ahok. Yang lain masih sibuk mencari dukungan dari partai politik," katanya di Jakarta, Jumat (25/6).

Agus melihat, Ahok adalah calon yang paling siap menghadapi pilkada. Apalagi posisinya sebagai petahana membuat popularitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan calon lainnya. Ia menganggap Ahok tokoh sentral dan siapa pun menjadi pendampingnya tidak masalah karena Ahok telah menunjukkan kesiapannya dengan dukungan satu juta KTP.

Namun, pendukung tersebut bukanlah pendukung yang mantap akan pilihannya karena menurut Agus pendukung itu ada juga yang menunggu dan melihat apakah ke depan akan ada calon lain yang lebih kuat dibandingkan Ahok.

"Ini masih panjang, peluang akan ada tokoh lain yang dapat menantang Ahok masih ada, pendukungpun masih bisa berubah haluan," kata dia.

Menurutnya, Pilkada 2017 adalah pertaruhan hidup dan mati bagi Ahok.

"Jika dia kalah maka karir politiknya berakhir sudah, partai politik yang mendukung tidak lagi berada di pihaknya dan jika dia menang, maka karirnya akan cemerlang. Bisa saja pada Pemilu 2019 dia menjadi calon RI-2," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement