Jumat 24 Jun 2016 15:23 WIB

Bekantan di Kalimantan Mulai Berkembang Biak

Bekantan (Nasalis larvatus)
Foto: wildlife1.org
Bekantan (Nasalis larvatus)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Bekantan (Nasalis larvatus) atau monyet berhidung panjang khas Kalimantan mulai berkembang biak di kawasan konservasi Kabuapaten Tapin, Kalimantan Selatan. Pembangunan kawasan konservasi tersebut, merupakan salah satu upaya PT Antang Gunung Meratus (AGM) yang merupakan anak perusahaan PT Baramulti Suksessarana, untuk membantu melestarikan lingkungan.

Melalui dana CSR berbasis lingkungan tersebut, perusahaan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB), WWF, Universitas Lambung Mangkurat dan Pemkab Tapin merancang pembangunan Kawasan Ekowisata Bekantan seluas 90 hektare. Deputi Urusan Eksternal AGM Budi Karya Yugie saat ini beberapa bekantan tampak menggendong anak-anak mereka.

"Semoga ini menjadi salah satu pertanda hewan dilindungi tersebut bisa berkembang di kawasan konservasi," kata dia.

Meski saat ini penghuntanan kembali kawasan konservasi pascakebakaran lahan kemarau lalu belum berhasil maksimal, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap bekantan. Menurut Budi, untuk mempercepat penghutanan kawasan konservasi tersebut AGM mengerahkan sepuluh pekerja per hari untuk menanam pohon.

Selain itu, perusahaan juga menggandeng peneliti dari IPB, untuk mengetahui jenis pohon yang tepat bagi kawasan itu.

Terkait kesiapan kawasan konservasi untuk wisatawan, menurut Budi, hingga kini memang belum siap untuk pengunjung dengan jumlah banyak, tapi sudah menerima kunjungan dalam jumlah terbatas, seperti para mahasiswa untuk keperluan bahan studi.

"Rencananya awal tahun depan sudah terima pengunjung, tapi karena ada kebakaran lahan, rencana tersebut jadi tertunda, karena perlu persiapan lagi," katanya.

Menurut Budi, pihaknya , berkomitmen menjadikan kawasan konservasi ini menjadi wahana edukasi masyarakat dan dunia pendidikan. Pengunjung yang datang terangnya, tidak akan bersentuhan langsung dengan hewan setempat seperti memberi makan atau memegangnya.

"Jadi pengunjung tidak ada yang bisa bersentuhan langsung dengan bekantan, tetapi hanya mengamati tingkah lucu hewan yang kini menjadi maskot Kalsel tersebut," katanya.

Kepala BLHD Tapin Zain Arifin mengatakan pengembangan konservasi tersebut juga mendapatkan perhatian serius dari kementerian lingkungan hidup. "Setelah mendengar ekspos bupati untuk Adipura di Jakarta, banyak pertanyaan dilontarkan terkait pengembangan kawasan konservasi, dan pusat berharap hal tersebut untuk terus mendapatkan pertahatian," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement