REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evakuasi tiga orang korban bencana tanah longsor di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, masih terhambat kondisi medan yang sulit dijangkau.
Hingga hari keenam evakuasi, Kamis (22/6) tim SAR terpaksa menggunakan cara manual untuk menemukan korban yang masih berstatus hilang.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, mengatakan, evakuasi korban longsor Kebumen masih difokuskan di Desa Semampir, Kecamatan Sempor. Kawasan itu terletak di dataran tinggi dengan kondisi topografi perbukitan.
"Sampai Kamis, alat berat tak bisa masuk lokasi. Strategi meledakkan batu yang dilakukan pada Rabu (22/6), kemarin pun tidak berjalan maksimal. Evakuasi akhirnya kami lakukan secara manual," jelas Agus ketika dikonfirmasi Republika, Kamis (23/6) sore.
Cara manual yang dimaksud adalah menggunakan cangkul dan semprotan air untuk menghalau timbunan longsor. Alat bantu yang digunakan berupa pompa alkon.
Menurut Agus, pihaknya menerjunkan dua tim dengan total anggota sebanyak 100 orang untuk proses evakuasi di Kabupaten Kebumen. Mereka dibantu olej tim penyelamat gabungan dan masyarakat setempat.
Pencarian pada Kamis sudah memasuki hari keenam. Basarnas Provinsi Jawa Tengah telah melakukan penanganan sesaat setelah banjir dan longsor terjadi pada Sabtu (18/6) lalu.
Sementara itu, lanjut Agus, proses evakuasi korban juga masih berlangsung di Desa Caok dan Desa Donorati, Kabupaten Purworejo. Sebanyak 300 personil Basarnas Provinsi Jawa Tengah dikerahkan untuk mencari enam orang korban yang diperkirakan masih tertimbung longsor di wilayah dua desa.
Pada Kamis pagi, pencarian sempat terhenti akibat hujan turun cukup deras. Pencarian korban dilanjutkan pada Kamis siang.
Agus menambahkan, pihaknya bersama tim penyelamat gabungan berencana melakukan koordinasi setelah pencarian pada hari ketujuh, Jumat (24/6) selesai. Jika masih ada korban yang belum ditemukan dan masih ada permintaan mencari dari pihak keluarga, proses evakuasi kemungkinan akan berlanjut sesuai kebutuhan.
"Secara keseluruhan tetap akan kami evaluasi, bagaimanakah kondisi personel, bagaimana potensi menemukan korban setelah hari ketujuh dan pertimbangan medan. Kami pun akan melibatkan pihak keluarga," tutur dia.
Jika pencarian dilanjutkan, Agus berharap ada tambahan personil agar proses evakuasi dapat berlangsung lebih efektif.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Sabtu akhir pekan lalu melanda 16 kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), memperkirakan adanya kerugian mencapai ratusan miliar rupiah akibat bencana ini.