Rabu 22 Jun 2016 20:32 WIB

Teman Ahok Tuding Barisan Sakit Hati Dimotori Partai Politik

Rep: c39/ Red: Bilal Ramadhan
Relawan yang tergabung dalam Teman Ahok.
Foto: Republika/Prayogi
Relawan yang tergabung dalam Teman Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widyastomo menilai bahwa lima orang eks Teman Ahok yang menggelar konferensi pers dimotori oleh partai politik. Kata dia, partai politik tesebut mendorong sebuah organisasi masyarakat (ormas) untuk mempolitisasi barisan sakit hati tersebut.

"Kami fikir, aksi mereka ini didanai dan disuruh ormas itu. Soal jumlah posko saja, mereka bilang ada 153 posko, itu bohong. Mereka ini bukan orang dari struktur pusat Teman Ahok, sehingga mereka tidak tahu jumlahnya dan mengarang-ngarang," kata Singgih di Kantor Teman Ahok, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (22/6).

Selain itu, Singgih menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh kelima orang itu merupakan bentuk pengkhianatan yang menyakiti Teman Ahok. "Kita ada grup medsos di Posko Teman Ahok. Semua posko marah. Semua bilang kelima orang itu kurang ajar, kok mereka tega yah nusuk dari belakang," kata dia.

Padahal, lanjut Singgih, salah satu dari kelima orang tersebut pernah ditolong saat terkena musibah. "Salah satu orang berinisial R, ini pernah kita tolong, dia gak menyerahkan setoran KTP karena istrinya meninggal. Dia terimakasih, tapi ternyata sekarang menusuk dari belakang," heran dia.

Menurut Singgih, apa yang disampaikan oleh kelima orang tersebut seluruhnya dusta. Kata Singgih, posko Teman Ahok tidak sampai 153, hanya 120 posko dimana yang aktif terdapat 70 posko saja.

"Untuk gaji Rp 500 ribu perorang itu bohong juga, kami kasih tiap posko Rp 500 ribu, mau dia ada 1, 2, atau 3 orang tetap segitu. Jadi Rp 500 ribu bukan perorangan yah," kata dia.

Dengan munculnya barisan sakit hati tersebut, kata Singgih, Teman Ahok akan lebih selektif lagi dalam merekrut relawan Teman Ahok. "Ini pelajaran buat kami, terus yang kedua ini menjadi penyemangat buat kami," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement