Rabu 22 Jun 2016 17:05 WIB
Hari Jadi Jakarta

Dua Maskot Jakarta di Ambang Kepunahan

Elang bondol
Foto: Antara
Elang bondol

Dulu, kata Abah Alwi, saat Jakarta masih ditumbuhi banyak pohon dan sungainya bersih, elang bondol sangat mudah dilihat. Namun, sejak disesaki manusia dan wilayah hijaunya berkurang dan berubah menjadi perumahan, perkantoran dan kawasan industri, burung berukuran sekitar 45 sentimeter itu kesulitan mencari makan.

Elang bondol juga langka karena diburu dan diperdagangkan secara ilegal. "Saat ini mereka harus bertahan di pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu terutama di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka," kata Abah Alwi.

Pada masa Gubernur Wiyogo Atmodarminto, masih kata Abah Alwi, terbit SK Gubernur 1989 yang menetapkan Ulung-Ulung atau elang bondol dan salak condet sebagai maskot DKI Jakarta. Sayang seribu sayang, populasi elang bondol dan salak condet saat ini sudah di ujung tanduk.

Saat ini elang bondol sudah dalam taraf mengkhawatirkan. Perburuan liar di alam bebas dan sulitnya burung gagah itu berkembang biak menjadi faktor utama penyebab langkanya Ulung-Ulung.

Karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk hewan karnivora tersebut. Satu di antaranya melalui konservasi dan penangkaran di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement