Jumat 17 Jun 2016 14:06 WIB

Soal Ahok, Wagub Djarot: PDIP tak Panik!

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat (Republika/ Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat (Republika/ Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Junimart Girsang melontarkan isu terkait adanya dugaan aliran dana pengembang reklamasi sebesar Rp 30 miliar kepada Teman Ahok.

Dana tersebut dialirkan melalui staf khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama, Sunny Tanuwidjaja dan lembaga survei Cyrus Network. Pendiri lembaga survei Cyrus Network Hasan Nasbi menyebut ada partai yang 'kalap' karena Teman Ahok sudah mengumpulkan hampir 1 juta KTP untuk mendukung Ahok. (Baca: Hasan Hasbi: Ada Partai yang 'Kalap' dengan Teman Ahok)

Sunny juga membantah adanya aliran dana sebesar Rp 30 miliar yang diduga mengalir ke relawan pendukung Ahok tersebut. (Baca: Sunny Klaim tidak Ada Aliran Dana Rp 30 Miliar ke Teman Ahok)

"Kita panik gimana? Enggak ada rasa panik. PDIP masa panik?" kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat saat ditemui usai kunjungannya di Masjid Darul Falah, Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (17/6). Sebelumnya Djarot merupakan anggota DPR Fraksi PDIP yang kemudian mendampingi Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta.

Djarot mengatakan untuk dugaan aliran dana tersebut, lebih baik ditanyakan kembali ke Junimart. Ia sendiri mengaku tidak mengetahui terkait aliran dana tersebut. "Tanyakan saja ke Pak Junimart, saya enggak tahu," ujarnya.

Lagipula, ia menjelaskan, proses untuk memutuskan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dari PDI Perjuangan masih panjang. Ia mengatakan, usai lebaran Idul Fitri, PDIP baru akan mengerucutkan nama-nama dan kemudian akan dipilih untuk maju ke Pilgub DKI 2017.

Menurutnya, tujuan PDIP di Pilgub DKI bukan menang atau kalah, tapi bagaimana memberikan yang terbaik untuk masyarakat Jakarta. Selain itu, bagaimana pembangunan di Jakarta bisa berjalan berkesinambungan.

"Jadi tidak boleh hanya sepotong-sepotong atau serampangan. Apalagi dengan cara berpikir yang emosional. Jadi sabar, tunggu saja, masih proses, masih panjang. Nanti setelah lebaran baru akan dikerucutkan," ujarnya.

Saat ditanya mengenai Ahok yang merasa cocok berpasangan dengan Djarot, ia tertawa. "Tanyakan ke pak Ahok saja. (Selama ini) Ya baik saja lah hubungannya, kenapa memangnya," seloroh mantan Wali Kota Blitar ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement