Senin 13 Jun 2016 22:42 WIB

MUI Minta Masyarakat Saling Menghormati Selama Ramadhan

 Beberapa warung makan banyak yang memilih tutup pada hari pertama Ramadhan di kawasan perkantoran Jakarta, Senin (6/6). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Beberapa warung makan banyak yang memilih tutup pada hari pertama Ramadhan di kawasan perkantoran Jakarta, Senin (6/6). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan, ada berbagai cara untuk diterapkan rumah makan yang ingin tetap buka saat Ramadhan. Seperti menggunakan tirai atau tidak melayani makan di tempat.

Ketua Bidang Ekonomi MUI Anwar Abbas melihat di beberapa daerah cara-cara seperti itu sudah lama diterapkan dan tidak mengundang masalah. "Oleh karena itu letak masalah adalah pada cara," katanya di Jakarta, Senin (13/6).

Ia mempersilakan restoran atau warung membuka warungnya tanpa tirai. Tapi tidak memberikan pelayanan makan di tempat atau di warung yang bersangkutan.

"Jadi yang tidak berpuasa dipersilakan makan di tempat lain yang tidak mengganggu orang yang sedang berpuasa," katanya.

(Baca Juga: MUI: Silakan Rumah Makan Buka, tapi Hormati yang Berpuasa)

Ia mengemukakan hal seperti itu penting dikedepankan. Agar, kata dia, kehidupan bersama bisa berjalan dengan baik karena tidak ada yang merasa diusik dan terusik kehidupan dan keyakinannya.

"Karena masing-msing pihak, baik yang tidak puasa maupun yang puasa merasa dihormati oleh lainnya," ujar dia.

Ia berkata, pemecahan permasalahan prokontra 'sweeping' rumah makan oleh Satpol PP di Serang, haruslah melalui prinsip dan pendekatan saling menghormati. Prinsip dan pendekatan itu, kata dia, di beberapa daerah telah mewujud dalam bentuk kearifan lokal. Dia melihat ada dua bentuk kearifan lokal yang perlu dikemukakan, yaitu restoran atau rumah makan menutup restorannya dengan kain atau tirai.

"Ini menunjukkan bahwa pihak restoran atau rumah makan dan orang yang tidak berpuasa, ingin menghormati orang yang puasa dengan tidak makan dan tidak minum di depan orang yang berpuasa secara begitu saja tapi ada etikanya," kata dia.

 

(Baca Juga: Menag: Yang tak Berpuasa Hormati yang Berpuasa)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement