Selasa 07 Jun 2016 21:38 WIB

Ini Alasan Gizi Anak Sekolah Perlu Diperhatikan

Red: M Akbar
Program Mentari Bangsaku memberikan intervensi gizi seimbang untuk siswa-siswi SD di Cilincing
Foto: istimewa
Program Mentari Bangsaku memberikan intervensi gizi seimbang untuk siswa-siswi SD di Cilincing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asupan gizi anak sekolah menjadi persoalan yang harus diperhatikan. Tanpa asupan gizi yang baik saat anak hendak bersekolah hal ini dapat membuat anak-anak menjadi malas belajar dan lebih emosional.

Wida Septarina, direktur program Mentari Bangsaku dari Foodbank of Indonesia (FOI), menjelaskan hasil riset yang pernah dilakukan Kementerian Kesehatan diketahui dari 66 juta anak sekolah sekitar 20-40 persen berangkat ke sekolah dengan perut lapar.

''Rasa lapar inilah yang kemudian menyebabkan timbul rasa malas, lemas, lesu, lebih emosional, gelisah, dan anemia kepada anak-anak saat belajar di sekolahnya,'' katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Selasa (7/6).

 

Kondisi belum makan saat hendak bersekolah serta minimnya asupan gizi yang disantap tersebut, menurut Wida, dapat menjadi kendala serius jika dibiarkan dalam periode yang lama. Hal ini, kata dia, tentunya akan bisa menganggu proses belajar mengajar di sekolah, pelajaran tidak dapat diserap dengan sempurna.

''Kelaparan ini biasanya terjadi karena faktor kemiskinan, kurangnya pengetahuan dan kesibukan orang tuanya,'' kata dia. ''Padahal persoalan gizi anak sekolah ini harusnya menjadi persoalan serius. Ini mengingat kelak anak-anak inilah yang akan menjadi penerus bangsa, menentukan masa depan Indonesia.''

Direktur FOI, Hendro Utomo, menjelaskan berkaitan dengan persoalan tersebut maka program Mentari Bangsaku ini mencoba menjawab persoalan yang ada. Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menggelar acara kumpul keluarga yang melibatkan 1400 keluarga. Kegiatan ini digelar di Jakarta dan Surabaya.

''Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan gizi dan kesehatan kepada kalangan orang tua, siswa dan pendidik serta untuk mendukung perbaikan gizi keluarga menengah ke bawah khususnya anak sekolah,'' jelas Utomo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement